Sabtu, 21 November 2015

LAPANGAN BOLA GRADE MENDADAK MENJADI LAUTAN DOMBA

Lapangan Grade Dolokgede. ustan mandiri.
Menjelang pagi dan siang lapangan bola grade dolokgede mendadak menjadi lautan domba, pada umumnya lapangan begitu apik dan cantik itu bukan lagi menjadi media belajar olah raga lagi, kini di sulap menjadi arena domba untuk penggembala para peternak di lingkungan lapangan.

Pemandangan seperti ini sering kita lihat berhari-hari bagi pengunan jalan raya Purwosari -Ngambon yang lepas dari pandangan mata kita ketika lewat melintasnya.
Pemerintah desa Dolokgede  bersama Karang Taruna sudah memberi peraturan peraturan bagi masyarakat di sekitar gor dan juga lapangan saling membersikan dan menjaga keindahan dan juga melarang bagi peternak untuk menggembalakan ternaknya di lapangan dan area sekitar gor.

Tetapi apa yang terjadi' peraturan tersebut bukan malah di taati bersama tapi justru di langgar oleh masyarakat secara bersamaan.
Begenilah SDM masyarakat peternak di dolokgede yang belum mempunyai manajemen yang jelas, sehingga beternak masih merugikan orang lain.

Menurut ketua Ustan Mandiri  Muhammad Ali , beternak yang baik  seharusnya mulai berfikir bahwa peternak sekarang harus mulai pandei-pandei memenejemen ternak dengan cermat, agar kita beternak tidak merugikan orang lain apalagi merusak tanaman orang lain.

Menurut Ali " jika mau beternak yang pertama kali di fikirkan terlebih dahulu adalah masalah pakan, kandang dan ternaknya" sehingga peternak lebih siap untuk memulai beternak, tapi bukan malah sebaliknya.

Lahan pakan sudah mulai menipis sehingga peternak mulai kebingungan terhadap bahan pakan hijauan, berbeda dengan kelompok peternak Ustan Mandiri lahan untuk hijaun sudah di persiapkan sebelum beternak di mulai, sehingga para peternak tidak kebingungan terhadap pakan hijauan domba maupun sapi peliharaanya.

Contoh sudah di di perlihatkan satu tahun yang lalu, tetapai peternak yang belum bergabung dengan Ustan Mandiri masih menggunakan metode seadanya dan berakibat merugikan pihak lain.

USTAN MANDIRI DIRIKAN LAGI KANDANG PERCONTOHAN DOMBA DI RT 01 DOLOKGEDE

Kandang percontohan milik Punarto Rt 01  Rw  01  Ustan Mandiri
Bissmilahirahmanirahimm,Sabtu 21 Nopember 2015 Ustan Mandiri  mendirikan kadang  percontohan  di lingkungan Rt 01 Rw 01 Desa Dolokgede Kec. Tambakrejo Bojonegoro. dari 14 Rt yang di targetkan untuk kandang percontohan di desa Dolokgede oleh kelompok peternak yang bergabung Di Ustan Mandiri, kini yang sudah terlaksana baru di  Rt  01, Rt 02,  Rt 04, Rt 05, Rt 06 dan Rt 12.

Dari beberapa Rt yang tertera di atas adalah yang sudah ada contoh-contoh kandang domba yang  standart dalam beternak domba. masih banyak kandang kandang lain milik kelompok ternak ustan mandiri di lingkungan Rt tersebut, tetapi masih berkategori kandang sekala rumah tangga.

Kelompok mempunyai cita-cita yang mereka angkat bersama-sama anggota untuk mewujudkan kampoeng ternak yang berada di tengah-tengah kampung di desa dolokgede.

Punarto anggota kelompok peternak berupaya untuk memberi contoh kepada lingkunganya, untuk beternak secara sehat , sehat dari sisi kesehatan peternak maupun ternaknya, kandang yang di desain apik ini telah menjadi syarat mutlak terhadak anggota kelompok untuk mendirikan di lingkunganya masing-masing yang belum ada kandang percontohannya.

Jadi kelompok Peternak Ustan Mandiri memberikan persyaratan bagi anggota baru yang hendak bergabung,kelompok tersebut mempunyai peraturan yang telah di sepakati bersama anggota sejak tahun 2012 yang lalu.
Untuk menjadi anggota baru calon anggota di haruskan mempunyai ternak yang sdh di peliharanya minimal 6 bln dan kandang panggung.  apbila itu belum terpenuhi semua oleh calon anggota kelompok,maka pengurus masih belum bisa menerimanya.

Kamis, 12 November 2015

DESA NAPIS TAMBAKREJO MENJADI SPR ( sekolah peternakan rakyat) PERTAMA DI INDONESIA


Rapat Koordinasi Peternak Lembu Seto Tambakrejo
Lembu Seto kelompok ternak yang menjadi andalan Dinas Peternakan  JawaTimur.
Kelompok sapi  yang bergerak di pembibitan sapi PO  ( ongole) telah membuat harum nama Dinas Petrnakan Jawa Timur di Indonesia.
Dalam pertemuan koordinasi dan pemantapan kelompok, Dinas Peternakan Jawa Timur dengan perwakilan pak Reza Spt. memaparkan bahwa kelompok peternak lebu seto di desa Napis telah menjadi cikal bakal SPR di Indonesia tepatnya diesa Napis.

 Untuk menghadapi pasar bebas tahun 2016 mendatang, peternak harus segera di persiapkan mentalnya dalam menghadapi pesaing  dari luar negeri.
Maka dari sinilah Dinas Peternakan Provinsi maupun kabupaten bekerja keras untuk melatih dan membina semua kelompok peternak untuk lebih meningkatkan dan menambah ilmu peternakan.

Dari  kepala dinas peternakan dan perikan bojonegoro  yang di wakili oleh Kabid Budidaya Elfia Nuraini juga menginformasikan,  bahwa Bupati Bojonegoro Kang Yoto Lagi berunding untuk  pemerintah dan Perhutani yakni LMDH, agar bisa bekerjasama antara peternak dan Perhutani untuk membuat kawasan penggembala lepas di hutan.

Program Bupati yang Rencananya di laksanakan tahun 2016 mendapat respon positif oleh para peternak  di Bojonegoro untuk segera terleksana di daerah-daerah tepi hutan.
Kegiatan yang di namakan Selvo Pastura ini adalah bermaksud untuk kelompok peternak pembibitan sapi PO. 
Di bojonegoro sudah di kembangkan pembibitan sapi PO yakni di kec. Kedewan.Kec. Kedung Adem, Kec. temayang di desa Njono dan Kec. Tambakrejo Desa Napis.  Populasi sapi PO di desa Napis kurang lebih 2000 ekor

Jumat, 06 November 2015

DINAS PETERNAKAN PROVINSI ADAKAN PERTEMUAN KELOMPOK PETERNAK SEJAWA TIMUR



Pembinaan kelompok peternak sejawa timur

 
Dalam rangka mensuport para peternak di jawa timur, dinas peternakan Provinsi Jawa timur
Perwakilan dari dinas Bp. Cahyono  menerangkan kembali kepada peternak bahwa di dalam usaha peternakan masalah yg pertama adalah  pakan, beliau berharap kepada  semua peternak se jawa timur untuk lebih berkreatif dalam berinovasi  pakan ternak.

 Dari beberapa support dinas peternakan provinsi menjelaskan ke 100 peserta rapat, bahwa alat mesin yang telah di perbantukan kepada peternak di seluruh wilayah jawa timur di harapkan bisa membantu semaksimal mungkin bagi peternak untuk mengembangkan tehnologi pakan di setiapa kelompok ternak.

 Beliau juga menambahkan dan sekaligus menghimbau kepada seluruh peternak sejawa timur agar mesin yang di perbantukan tidak menjadi monumen mesin di masing-masing gudang kelompok ternak.

Dalam rapat koordinasi ini membahas tentang teknologi pakan serta cara menghitung kandungan pakan yang berada di dalamnya. Sehubungan dengan itu dinas propinsi mengundang narasumber dari Badan penelitian dan pengembangan pertanian pasuruan untuk mengupas semua trik dan teknik tentang pembuatan pakan dengan hemat dan tepat bagi peternak sesuwai setandar SNI.

Beliau mengatakan kepada para peserta, bahwa populasi ternak ruminansia di jawa timur menduduki peringkat teratas di Indonesia, tetapai  hal tersebut di nilai dari manejemen pakan peternak jawa timur masih kalah jauh di banding peternak yang berada di luar jawa dengan bahan pakan hijauan sangat melimpah sertan lahan hijauan sangat luas.

Dari segi pakan peternak yang berada di luar jawa, missal sumatera,Kalimantan mereka sangat bagus di menejemen pakan hijauan  sehingga kebutuhan pakan ruminansia sangat tercukupi. Sedangkan di Jawa lahan yang terus menyempit dan lahan sangat datar cocok untuk tanaman padi, sehingga tanaman untuk pakan berkurang di banding sumatera dan kalimantan.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 5 nopember 2015


Untuk menghadapi tantangan bagi peternak yang berada di wilayah jawa timur terutana di Bojonegoro,Lamongan,dan sekitarnya petani dan peternak harus memulai menanam 2 jenis pangan dan pakan.

Rabu, 04 November 2015

30 EKOR SAPI PO (ONGOLE) DI TURUNKAN DI DOLOKGEDE

Sapi PO di kembangkan di dolokgede
Sore hari tepatnya jam 16 .30 Wib di lapangan Grade Dolokgede telah menarik perhatian bagi masyarakat sekitar lapangan, pemandangan menjadi berubah lapangan menjadi pasar sapi sehingga pengguna jalan Purwosari - Ngambon tak lepas dengan pandangan mata tuk menatapnya.

Pengundian anggota kelompok ternak Ustan Mandiri yang antri mendapatkan  sapi PO sesuwai dengan nomor artek telinga yang telah di pasang oleh dinas peternakan.
Hal ini yang paling efektif dan di sepakati bersama oleh para anggota kelompok guna untuk menjaga kekompakan serta keguyupan sesama anggota.

Dinas peternakan menurunkan 30 ekor indukan sapi PO untuk di kembangkan  di Dolokgede melalui kelompok Tani Ternak Ustan Mandri, dari jumlah yang di turunkan sejumlah 30 ekor betina.
Sapi - sapi tersebut di turunkan dengan harapan bisa mensupost daerah tambakrejo, dimana daerah tersebut menjadikan daerah kawasan sapi PO yang telah di akui oleh propinsi jawa timur.

Daerah Tambakrejo adalah daerah yang sebagian besar kawasan hutan, dari sisi pakan peternak di tambakrejo masih tergolong melimpah, dan apalagi pemuda-pemuda Tani Ternak sudah mulai berinovasi tentang hal pakan.
Pakan adalah hal yang paling utama bagi peternak, sehingga di zaman sekarang  bagi peternak harus pintar berinovasi dalam hal pakan.

Program yang di laksanakan Ustan Mandiri tahun ini mengembangkan pembibitan sapi PO, peratutran yang di buat oleh kelompok dan telah di sepakati bersama sehingga menjadi kewajiban bagi kelompok.

Sapi yang di kelola oleh kelompok Ustan Mandiri di larang di kawinkan/di IB ( isenminasi buatan) dengan jenis lain, hal ini di sampaikan oleh ketua kelompok Muhammad Ali 35 th.
Menurut ketua kelompok aturan-aturan tersebut telah di sepakati oleh semua anggota dan di taati oleh semua anggota kelompok bahwa sapi PO tersebut tidak boleh di kawinkan /di IB dengan jenis sapi selain PO.
Dari pernyataan di atas ketua juga menjelaskan bahwa Desa Dolokgede sebagai Desa Pendukung kawasan bibit sapi PO di Jawa Timur. Selain itu ada juga aturan yang harus di taati oleh anggota dengan menulis surat pernyataan ber matrei yang isinya perjanjian gaduhan anggota di larang  menjual anakan maupun indukan yang masih produktif tanpa sepengetahuan pengurus.

Jika hal ini terjadi pada anggota kelompok yang telah membuat surat pernyataan masing-masing, anggota kelompok siap di proses secara hukum yang berlaku. Inilah peraturan yang di buat dan di sepakati bersama di kelompok Tani Ternak Ustan Mandiri Dolokgede. 






Senin, 02 November 2015

30% ANGGOTA KELOMPOK TANI TERNAK USTAN MANDIRI KAUM PEREMPUAN

Pertemuan rutin kelompok Ustan Mandiri devisi sapi
Ustan Mandiri Adalah Kelompok Peternak yang menjalakan 3 bidang ternak yang di kembangkan di desa Dolokgede Kecamatan Tambakrejo, yakni di Devisi Unggas, Devisi domba dan Devisi sapi.
Kelompok ternak yang beranggotakan 68 orang di satu desa ini benar - benar menjalakan pemberdayaan masyarakat di tinggat pedesaan.

Ketua kelompok , Muhammad Ali salah satu pemuda yang mendapatkan piagam Katagori social Entrepreneur dari Mensesneg RI, pemuda berusia 35 tahun telah banyak memberi contoh di masyarakat dan memberdayakanya untuk membangun desa.

Dari jumlah 68 orang 30 %nya adalah kaum perempuan, keterlibatan perempuan dalam kelompok ternak Ustan Mandiri menjadi pemicu semangat terhadapa masyarakat di sekitas desa dolokgede, ternyata beternak tidak hanya di lakukan oleh kaum peria saja, tetapi perempuan juga bisa melakukanya.

kegiatan yang di lakukan pada hari Senin tanggal 2 Nopember 2015 di kantor ademos adalah, kegiatan musyawarah kelompok tentang pembahasan peraturan kelompok untuk di jadikan ADART kelompok di devisi sapi.

Peraturan yang telah di sepakati bersama kelompok di harapkan menjadi pakem bersama untuk memajukan dan mengembakan peternakan yang ada di desa Dolokgede dan sekitarnya.
Selain itu musyawarah juga menghasilkan tentang tata cara menggaduh sapi kelompok  beserta persyaratannya.

Kelompok peternak membuka lebar-lebar kepada warga desa Dolokgede untuk bisa bergabung di kelompok peternaka dengan persyaratan yang telah di sepakati oleh anggota kelompok.

Jadi ketua kelompok bertujuan untuk memberdayakan masyarakan, bukan untuk merahih kekayaan diri sendiri tetapi bagaimana untuk menciptakan kesuksesan bersama-sama.

Jumat, 30 Oktober 2015

USTAN MANDIRI LUNCURKAN HASIL KREATIFNYA YANG KE DUA DI TAHUN 2015

Hasil motif batik paduan legum dan kambing domba" Ustan Mandiri"
Batik yang tak asing lagi di desa Dolokgede yang telah beridiri tahun 2012 lalu.
Industri kreatif yang di di hasilkan oleh para pengrajin rumahan sekala kecil ini, menarik simpati oleh para peternak di wilayah Tambakrejo dan sekitarnya.

Desain yang di rancang oleh salah satu kelompok peternak yang berada di desa dolokgede yang sangat sederhana ini membuat pemirsa di FB menjadi penasaran.
Insfirasi dan Inovasi kelompok peternak bekerjasama dengan pengrajin batik Putra Dolokgede mengembangkan ekonomi kepada masyarakat sekitar Dolokgede lewat Ternak dan Batik yang kini sudah mulai tumbuh besar.

Ketua Kelompok Peternak Muhammad Ali mendesain batik ternak tidak hanya meraih keuntungan semata, tetapi menuangkan insfirasi dan inovasi bagi siapapun yang mempunyai potensi.
Dari sinilah nama besar sebuah Desa yang akan menjadi terkenal di dalam maupun di luar daerah bahkan di manca negara.

Kami sangat bersemangat bersama para peternak untuk memajukan dan membangun Desa lewat Peternakan dan hasil kreasi kami di desa,
Desa Dolokgede telah mempunyai 2 potensi besar sejak tahun 2011 yang lalu yakni dalam bidang industri keatif batik dan peternakan domba ekor tipis yang sudah berjalan dan sekarang sudah menyebar dari beberapa Rt di desa dolokgede.

Pendiri Batik Putra Dolokgede Lugdianto 24 th pemuda yang menjadi kader percontohan di desa kami dan sekarang telah berhasil dan  mempunyai  kariyawan 5 orang Ibu rumah tangga di sekitarnya.

Hasil Kreatif yang Kedua oleh kelompok peternak " Ustan Mandiri" yang awal tahun telah mempersembahkan sebuah kaos yang di desain khusus bagi para peternak, kini ber inovasi lagi dalam bentuk batik tulis yang di canting oleh perajin batik Dolokgede.

Batik Ternak  perpotong di jual dengan harga Rp. 250.000.  Menurut Lugdianto harga tersebut adalah harga yang sudah ekonomis, karena tingkat kesulitanya adalah yang menjadi penentuan harga.

Selasa, 27 Oktober 2015

GUDANG BAHAN PAKAN KELOMPOK PETERNAK MULAI MENIPIS

UPP Ustan Mandiri

Kemarau sudah 4 bulan belum ada tanda-tanda  datangnya hujan.
Gudang pakan kelompok Tani Ternak Ustan Mandiri mulai menipis dari cadangan bahan pakan berupa serat kasar, pakan di perkirakan habis di musim penghujan kini sudah mulai menipis, anggota kelompok mulai merasakan perasaan tak tenang dengan keadaan pakan yang berada di gudang kelompok mulai menipis.

Pada bulan 7 2015 kelompok mengumpulkan bahan baku pakan mencapai 8 ton yang di simpan di gudang kelompok, ternyata itupun tak mencukupi kebutuhan ternak domba yang di kelola di masing-masing kandang anggota.

Pakan yang di sediakan Ustan Mandiri melayani 6 kelompok peternak di wilayah Kecamatan Tambakrejo, maka kebutuhan untuk pakan ternak domba tahun depan lebih meningkat mencapai 12 ton lebih permusim.

Asosiasi kelompok ternak sekecamatan  Tambakrejo Ustan Mandiri adalah salah satu kelompok Domba yang menjadi Kordinatornya untuk menyuplai kebutuhan pakan di 6 kelompok ternak di kecamatan.

Berbagai jenis bahan pakan dan obat-obatan ternak di sediakan untuk memudahkan anggota mencari kebutuhan yang berhubungan dengan ternaknya.


Minggu, 25 Oktober 2015

PELATIHAN KOPERASI UNTUK 5 KELOMPOK TERNAK DAN 1 KUB KALISUMBER


 
Pelatihan koperasi untuk kelompok ternak desa kalisumber
Pelatihan yang di hadiri oleh 6 kelompok ternak di Kalisumber Tambakrejo, kelompok ternak maju jaya,sumber barokah,barokah jaya,rukun makmur,Mentari bersinar dan KUB sumber rejeki.

Pelatihan yang di damping oleh Lembaga Pengkajian Kemasyarakatan dan Pembangunan (LPKP) Malang Kerjasama Pertamina Ep Cepu, dalam acara tersebut  LPKP  mengundang Bpk.Supardi S.sos  selaku Dinas koperasi Kabupaten Bojonegoro.

Dari beberapa materi yang di berikan Dinas koperasi Bojonegoro peserta pelatihan di beri  Pemahaman tentang awal perkoperasian, jadi koperasi terbentuk dari anggota dan di kelola oleh pengurus dan  untuk anggota.

Kordinator program Arif Hidayat menjelaskan bahwa pelatihan perkoperasian  yang di lakukan oleh lembaga untuk memicu peningkatan ekonomi  anggota kelompok dengan meningkatkan kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif bagi personal-personalnya  yang ada di Desa Kalisumber.
  Koperasi sebagai soko guru perekonomian masyarakat merupakan lembaga yang legal  dan bersifat humanis sangat cocok sebagai pengerak ekonomi yang berbasis masyarakat desa yang sangat menjunjung rasa kekeluargaan dan gotong royong.

Ada 2 koperasi yang harus di pahami oleh para kelompok,  menurut Dinas koperasi ada koperasi Primer dan koperasi Sekunder, selain itu juga ada 3 jenis koperasi yaitu:  Koperasi Produsen, Koperasi konsumen, dan koperasi jasa. 

Dalam 2 hari di vila diklat LPKP Pujon malang  peserta di gembleng dan didik  cara menjalankan sebuah koperasi  kelompok  yang telah di rencanakan dalam waktu dekat. Desa kalisumber yang mana desa tersebut adalah desa penghasil minyak yang telah di kerjakan oleh PT Pertamina yang di juluki Kawasan” Tiung Biru “

Senin, 19 Oktober 2015

JERAMI KERING MENJADI PAKAN ALTERNATIF UNTUK SAPI DI DOLOKGEDE


jerami kering Ustan Mandiri
Pakan alternatif di musim kemarau bagi peternak sapi di derah dolokgede dan sekitarnya.  jerami kering yang menjadi kebutuhan pakan ternak sapi, karena pakan ini paling mudah di dapat ketika panen padi tiba.
Jika panen padi mulai tiba para peternak sapi mulai berlomba lomba mendapatkan jerami  untuk di timbun guna mengatisipasi musim kemarau dan musim penghujan.

Dolokgede adalah desa yang hanya mengandalkan tanah tadah hujan untuk menggarap sawah dan ladang, sehingga hanya  bisa panen 1 x dalam setahun untuk  panen padi.  jika di musim kemarau 70% petani menanam tembakau dari pada tanaman lain.
Maka  peternak menyempatkan waktunya ketika musim panen padi untuk mengambil sebanyak-banyaknya jerami untuk di timbun mengahadapi musim kemarau yang panjang dan musim penghujan.

Beginilah keluh kesah peternak yang berada di daerah  kering, jika pada musim panen tak mempersiakan dengan baik maka akan  kesulitan di masa kemarau dan akhirnya sapi makan pedet.



Jumat, 16 Oktober 2015

API BIRU ADA DI KELOMPOK TERNAK USTAN MANDIRI


Kompor Biogas ustan Mandiri Dolokgede Tambakrejo

Kelompok tani ternak "Ustan Mandiri" desa Dolokgede menyuguhkan kepada masyarakat di sekitanya, bahwa kotoran sapi yang berada di belakang rumah yang kian terus menumpuk blm juga termanfaatkan, kini kelompok mengenalkan tehknologi tepatguna yang bulan pusa di bantu oleh Dinas Peternakan.

Bantuan berwujud 1 unid peralatan Biogester yang sudah terpasang dan telah di manfaatkan oleh kelompok. Api yang berwarna biru tak kalah lagi dengan LPG yang sudah di jual di kalangan mansyarakat.  Untuk membuat BioGas  kelompok membutuhkan minimal 4 ekor sapi untuk di ambil kotoranya dan di jadikan biogas.


Perawatan yang mudah dan tak berbahaya ini menjadi sebuah pilihan bagi kelompok untuk mengembangkangan program Api Biru di masing-masing Peternak.  Dengan adanya BioGas kelompok sudah hemat pengeluaran senilai Rp 19.000 per minggu.

Kompor Biogas Ustan Mandiri.
 Kotoran sapi yang sudah habis gasnya di keluakan dan bisa di buat pupuk langsung tampa harus di proses terlebih dahulu.
Selain menjadi pupuk suluri ini juga sangat bagus untuk media ternak cacing, dan berputar lagi setelah sulurinya habis menjadi kascing yang banyak mengandung humus, yang bisa menyuburkan berbagai tanaman.

Dari percontohan ini menjadi daya tarik bagi kelompok untuk lebih meningkatkan peternakanya sehinnga juga dapat membantu di sektor-sektor yang lain contohnya di kebutuhan dapur.
Kesejahteraan dapat di rasakan jika sebuah kelompok peternak sudah melakukan semua rangkaian seperti yang di tulis di atas dan di blognya ustan mandiri.

Dari hasil olahan limbah peternakan juga sangat membantu bagi para petani yang berada di sekitar kelompok sehingga terwujudnya sebuah Asosiasi Kelompok Tani Ternak untuk bersatu membangun keluatga tani ternak yang makmur.

Limbah BioGas yang menjadi pupuk organik murni yang bisa lebih menghemat pupuk kimia yang harganya semakin lama semakin meningkat dan juga bisa mengurangi unsur hara tanah sehingga tanah terkotaminasi segala penyakit tanaman. Dari tulisan di atas menarik Bukan?  apakah sapi yang di pelihara petani masih sapi merah dari jepang? yang minumnya BBM?