Senin, 30 November 2015

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN BOJONEGORO ADAKAN BIMTEK PENANGANAN PENYAKIT HEWAN MENULAR

Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro  30 Nopember 2015
Bimbingan teknis yang di selenggarakan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Bojonegoro jawa timur untuk melatih para  kelompok peternak agar supaya peternak bisa menanggulangi dan mengidentifikasi penyakit hewan yang menular.

Tidaklah mudah memang menangani hal di atas, oleh sebab itu kegiatan yang di lakukan oleh Dinas Peternakan kali ini adalah mendidik peternak agar cepat merespon dan tanggap tentang penyakit  menular pada hewan ternak, tetapi bukanlah menjadi gendala ataupun rasa takut untuk beternak bagi para kelompok peternak di daerah bojonegoro.

Kabid Kesehatan hewan Drh. Catur Rahayu .K mengatakan bahwa Bojonegoro adalah salah satu Kabupaten yang menjadi penyangga peternakan di wilayah Provinsi jawa timur.
Oleh sebab itu kegiatan yang di lakukan oleh Dinas sebagai wujud kepedulian terhadap para peternak dan juga kelompok ternak untuk lebih telitin dan jeli terhadap penyakit hewan yang menular.

Tujuan kegiatan  yang di lakukan adalah salah satunya   supaya bisa mempercepat mengadopsi program yang telah di canangkan oleh Pemerintah pusat untuk peternakan, selai itu tujuan dari pada kegiatan ini adalah  mencetak kader - kader para peternak supaya  lebih ahli dalam menangani segala penyakit hewan ternak yang  menular.

Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 100 orang meliputi  peternak, PTP, Pukeswan,Praktisi dan juga RPH di  Bojonegoro.

Selain itu Kadin Ir.Subekti MM  juga menghimbau kepada pelaku peternakan di bojonegoro kelompok ternak, pengusaha peternakan dan pelaku peternakan, agar lebih waspada dengan adanya penyakit menular yang sudah boming negara kita misalnya, flu burung yang pernah menyerang di beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.
Selain itu Kadin Juga berpesan kepada petugas-petugas Peternaka agar mengawasi lalu lintas ternak yang sering lalulang di wilayah bojonegoro, terutama di wilayah perbatasan jawa tengah.

Kadin juga menjelaskan  kepada kelompok tani ternak se bojonegoro tentang aturan-aturan pemerintah yang mengatur tentang sebuah perkumpulan,organisasi,lembaga dll yang berada di tengah - tengah masyarakat agar segera mendaftarkan kelompoknya atau lembaganya yang berada di desa atau kelurahan untuk di buatkan akte Notaris. 
Menurut UU  Nomor 23  2014  yang akan di berlakukan  tahun 2016 kelompok di haruskan berbadan hukum dan mendaftar ke Menkuham ibuhnya.

Kapasitas Dinas dalam hal ini adalah hanya sebagai jembatan para kelompok ternak untuk melakukan kegiatan kegiatan yang di lakukan di dalam kelompok.
Narasumber Drh. Bambang Himawan
Bambang Himawan Kepala lapboratorium kesehatan hewan Kabupaten Tuban menjelaskan ke para peternak, bahwa virus / penyakit pada hewan ternak tidak bisa di lihat dengan kasat mata, maka dari hal tersebut peternak agar lebih berhati-hati terhadap penyakit hewan yang menular.
Penyakit  yang di bawa oleh ternak bisa menular kepada manusia melalui gesekan , udara  tanah,pakan,peratan dan juga air serta manusia.

Penyakit yang menular pada hewan ternak menurut Bambang Himawan  ada 25 penyakit yang  sesuwai keputusan Menteri Pertanian No.4026/kpts/OT.140/4/2013 di antaranya adalah :
  1. Anthak
  2. Rabies
  3. Salmonellosis
  4. Brucellosis ( B abortus)
  5. Avian Influenza
  6. Porcine Reproduktive and Repiratory Syndrome
  7. Helminthiasis
  8. Septicaemia Epizootica
  9. Nipah Virus Enchepalitis
 10. Infectius  Bovine Rhinotracheitous
 11. Bovine Tuberculosis
 12. Leptospirosis
 13. Brucellosis  ( B. suis)
 14. Jembrana
 15. Surra
 16. Paratubercullosis
 17. Toxoplasmosis
 18. Classical Swine Fever
 19. Swine Influenza Novel
 20. Campylobacteriosis
 21. Sistecercosis
 22. Q Fever
 23. Penyakit kulit dan kuku
 24. Bovine Spongiform encephaloparthy (BSE)
 25. Rift Valley Fever ( RVF)

Dari beberapa penyakit yang di atas kelompok di harapkan bisa mengetahui dan juga mencegah agar penyakit tersebut tidak merambah ke ternak lain serta menular pada manusia.

Rabu, 25 November 2015

RUMPUT ODOT USTAN MANDIRI MULAI BERSEMI KEMBALI

Rumput odot kelompok tani ternak ustan mandiri dolokgede.
Hujan membawa berkah bagi kelompok tani ternak ustan mandiri dolokgede, bulan nopember hujan pertama di tahun 2015 di desa dolokgede telah membantu para peternak ustan mandiri untuk menekan biaya pakan bagi ternaknya masing-masing.

Rumput odot sudah mulai menampakan dedaunya yang mulaui bergoyang-goyang terterpa angin pagi.  ini adalah  menunjukan betapa bahagianya para peternak yang baru aja kekeringan selama 4 bln yang kesulitan pakan sehingga sapi domba dan kambingnya harus menjadi korban musim kemarau.

Rumput odot seluas 100 meter x 30 meter telah bersemi terkena guyuran hujan berkali-kali di dolokgede, kali ini tahab pemupukan.

USTAN MANDIRI MEMPERLUAS LAHAN HIJAUN PAKAN RUMINANSIA DI DOLOKGEDE

Lahan rumput Ustan Mandiri Dolokgede
Musim hujan telah tiba, pada saat beginilah momentum yang paling tepat untuk menanam rumput di ladang.  kelompok tani ternak ustan mandiri bulan ini telah mempersiapkan lahan sedini mungkin untuk menekan biaya pakan ruminansia.

Bumingnya peternakan di berbagai daerah menjadi daya saing di dunia peternakan terutama di wilayah provinsi jawa timur.  lamongan adalah daerah penghasil terbesar di sekirtar lamongan,sioarjo,gresik,tuban dan bojonegoro yakni tentang pakan ternak ruminansia sapi, domba dan kambing.

Dari beberapa daerah di atas para peternak sebagian besar belum mempunyai lahan pakan hijauan yang bisa mencukupi kebutuhan ternaknya,  maka hal tersebut menjadikan problem bagi peternak kususnya di daerah bojonegoro.

Awal sebelum bumingnya peternakan yang berada di bojonegoro persediaan pakan di daerah lamongan begitu besar dan melimpah, tetapi kali ini pakan tersebut sdh mulai di kirim ke jombang, kediri,bogor dan kendal jawa tengah.  Apa yang terjadi peternak bojonegoro dan daerah lain yg bergantungan dengan daerah lamongan mulai klabakan.

Ustan mandiri kelompok tani ternak yang memulai untuk memberikan percontohan bagi para peternak di wilayah Tambakrejo,Ngambon dan Purwosari memanfaatkan lahan yang kurang produktif untuk di buat lahan rumput untuk kelompoknya.

Lahan yang di punyai oleh kelompok sekitar 100 meter x 30 meter untuk persiapan pakan hijaun sapi 8 ekor dan domba 35 ekor.  Tetapi apa yang terjadi di masyarakat beternak adalah sebuah niat kenekatan yang di lakukan hampir rata-rata peternak yang berada di tengah-tengah masyarakat untuk mengambil keputusan tersebut, padahal jika mau beternak yang paling pertama yang harus difikirkan bagi kita semua adalah tentang hal pakan  bukan ternaknya.

Bagi para peternak ayo segera di petakan dulu jika kita mau beternak yang paling penting adalah niat,pakan, kandang, ternak dan yang terahir adalah semangat.

Sabtu, 21 November 2015

LAPANGAN BOLA GRADE MENDADAK MENJADI LAUTAN DOMBA

Lapangan Grade Dolokgede. ustan mandiri.
Menjelang pagi dan siang lapangan bola grade dolokgede mendadak menjadi lautan domba, pada umumnya lapangan begitu apik dan cantik itu bukan lagi menjadi media belajar olah raga lagi, kini di sulap menjadi arena domba untuk penggembala para peternak di lingkungan lapangan.

Pemandangan seperti ini sering kita lihat berhari-hari bagi pengunan jalan raya Purwosari -Ngambon yang lepas dari pandangan mata kita ketika lewat melintasnya.
Pemerintah desa Dolokgede  bersama Karang Taruna sudah memberi peraturan peraturan bagi masyarakat di sekitar gor dan juga lapangan saling membersikan dan menjaga keindahan dan juga melarang bagi peternak untuk menggembalakan ternaknya di lapangan dan area sekitar gor.

Tetapi apa yang terjadi' peraturan tersebut bukan malah di taati bersama tapi justru di langgar oleh masyarakat secara bersamaan.
Begenilah SDM masyarakat peternak di dolokgede yang belum mempunyai manajemen yang jelas, sehingga beternak masih merugikan orang lain.

Menurut ketua Ustan Mandiri  Muhammad Ali , beternak yang baik  seharusnya mulai berfikir bahwa peternak sekarang harus mulai pandei-pandei memenejemen ternak dengan cermat, agar kita beternak tidak merugikan orang lain apalagi merusak tanaman orang lain.

Menurut Ali " jika mau beternak yang pertama kali di fikirkan terlebih dahulu adalah masalah pakan, kandang dan ternaknya" sehingga peternak lebih siap untuk memulai beternak, tapi bukan malah sebaliknya.

Lahan pakan sudah mulai menipis sehingga peternak mulai kebingungan terhadap bahan pakan hijauan, berbeda dengan kelompok peternak Ustan Mandiri lahan untuk hijaun sudah di persiapkan sebelum beternak di mulai, sehingga para peternak tidak kebingungan terhadap pakan hijauan domba maupun sapi peliharaanya.

Contoh sudah di di perlihatkan satu tahun yang lalu, tetapai peternak yang belum bergabung dengan Ustan Mandiri masih menggunakan metode seadanya dan berakibat merugikan pihak lain.

USTAN MANDIRI DIRIKAN LAGI KANDANG PERCONTOHAN DOMBA DI RT 01 DOLOKGEDE

Kandang percontohan milik Punarto Rt 01  Rw  01  Ustan Mandiri
Bissmilahirahmanirahimm,Sabtu 21 Nopember 2015 Ustan Mandiri  mendirikan kadang  percontohan  di lingkungan Rt 01 Rw 01 Desa Dolokgede Kec. Tambakrejo Bojonegoro. dari 14 Rt yang di targetkan untuk kandang percontohan di desa Dolokgede oleh kelompok peternak yang bergabung Di Ustan Mandiri, kini yang sudah terlaksana baru di  Rt  01, Rt 02,  Rt 04, Rt 05, Rt 06 dan Rt 12.

Dari beberapa Rt yang tertera di atas adalah yang sudah ada contoh-contoh kandang domba yang  standart dalam beternak domba. masih banyak kandang kandang lain milik kelompok ternak ustan mandiri di lingkungan Rt tersebut, tetapi masih berkategori kandang sekala rumah tangga.

Kelompok mempunyai cita-cita yang mereka angkat bersama-sama anggota untuk mewujudkan kampoeng ternak yang berada di tengah-tengah kampung di desa dolokgede.

Punarto anggota kelompok peternak berupaya untuk memberi contoh kepada lingkunganya, untuk beternak secara sehat , sehat dari sisi kesehatan peternak maupun ternaknya, kandang yang di desain apik ini telah menjadi syarat mutlak terhadak anggota kelompok untuk mendirikan di lingkunganya masing-masing yang belum ada kandang percontohannya.

Jadi kelompok Peternak Ustan Mandiri memberikan persyaratan bagi anggota baru yang hendak bergabung,kelompok tersebut mempunyai peraturan yang telah di sepakati bersama anggota sejak tahun 2012 yang lalu.
Untuk menjadi anggota baru calon anggota di haruskan mempunyai ternak yang sdh di peliharanya minimal 6 bln dan kandang panggung.  apbila itu belum terpenuhi semua oleh calon anggota kelompok,maka pengurus masih belum bisa menerimanya.

Kamis, 12 November 2015

DESA NAPIS TAMBAKREJO MENJADI SPR ( sekolah peternakan rakyat) PERTAMA DI INDONESIA


Rapat Koordinasi Peternak Lembu Seto Tambakrejo
Lembu Seto kelompok ternak yang menjadi andalan Dinas Peternakan  JawaTimur.
Kelompok sapi  yang bergerak di pembibitan sapi PO  ( ongole) telah membuat harum nama Dinas Petrnakan Jawa Timur di Indonesia.
Dalam pertemuan koordinasi dan pemantapan kelompok, Dinas Peternakan Jawa Timur dengan perwakilan pak Reza Spt. memaparkan bahwa kelompok peternak lebu seto di desa Napis telah menjadi cikal bakal SPR di Indonesia tepatnya diesa Napis.

 Untuk menghadapi pasar bebas tahun 2016 mendatang, peternak harus segera di persiapkan mentalnya dalam menghadapi pesaing  dari luar negeri.
Maka dari sinilah Dinas Peternakan Provinsi maupun kabupaten bekerja keras untuk melatih dan membina semua kelompok peternak untuk lebih meningkatkan dan menambah ilmu peternakan.

Dari  kepala dinas peternakan dan perikan bojonegoro  yang di wakili oleh Kabid Budidaya Elfia Nuraini juga menginformasikan,  bahwa Bupati Bojonegoro Kang Yoto Lagi berunding untuk  pemerintah dan Perhutani yakni LMDH, agar bisa bekerjasama antara peternak dan Perhutani untuk membuat kawasan penggembala lepas di hutan.

Program Bupati yang Rencananya di laksanakan tahun 2016 mendapat respon positif oleh para peternak  di Bojonegoro untuk segera terleksana di daerah-daerah tepi hutan.
Kegiatan yang di namakan Selvo Pastura ini adalah bermaksud untuk kelompok peternak pembibitan sapi PO. 
Di bojonegoro sudah di kembangkan pembibitan sapi PO yakni di kec. Kedewan.Kec. Kedung Adem, Kec. temayang di desa Njono dan Kec. Tambakrejo Desa Napis.  Populasi sapi PO di desa Napis kurang lebih 2000 ekor

Jumat, 06 November 2015

DINAS PETERNAKAN PROVINSI ADAKAN PERTEMUAN KELOMPOK PETERNAK SEJAWA TIMUR



Pembinaan kelompok peternak sejawa timur

 
Dalam rangka mensuport para peternak di jawa timur, dinas peternakan Provinsi Jawa timur
Perwakilan dari dinas Bp. Cahyono  menerangkan kembali kepada peternak bahwa di dalam usaha peternakan masalah yg pertama adalah  pakan, beliau berharap kepada  semua peternak se jawa timur untuk lebih berkreatif dalam berinovasi  pakan ternak.

 Dari beberapa support dinas peternakan provinsi menjelaskan ke 100 peserta rapat, bahwa alat mesin yang telah di perbantukan kepada peternak di seluruh wilayah jawa timur di harapkan bisa membantu semaksimal mungkin bagi peternak untuk mengembangkan tehnologi pakan di setiapa kelompok ternak.

 Beliau juga menambahkan dan sekaligus menghimbau kepada seluruh peternak sejawa timur agar mesin yang di perbantukan tidak menjadi monumen mesin di masing-masing gudang kelompok ternak.

Dalam rapat koordinasi ini membahas tentang teknologi pakan serta cara menghitung kandungan pakan yang berada di dalamnya. Sehubungan dengan itu dinas propinsi mengundang narasumber dari Badan penelitian dan pengembangan pertanian pasuruan untuk mengupas semua trik dan teknik tentang pembuatan pakan dengan hemat dan tepat bagi peternak sesuwai setandar SNI.

Beliau mengatakan kepada para peserta, bahwa populasi ternak ruminansia di jawa timur menduduki peringkat teratas di Indonesia, tetapai  hal tersebut di nilai dari manejemen pakan peternak jawa timur masih kalah jauh di banding peternak yang berada di luar jawa dengan bahan pakan hijauan sangat melimpah sertan lahan hijauan sangat luas.

Dari segi pakan peternak yang berada di luar jawa, missal sumatera,Kalimantan mereka sangat bagus di menejemen pakan hijauan  sehingga kebutuhan pakan ruminansia sangat tercukupi. Sedangkan di Jawa lahan yang terus menyempit dan lahan sangat datar cocok untuk tanaman padi, sehingga tanaman untuk pakan berkurang di banding sumatera dan kalimantan.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 5 nopember 2015


Untuk menghadapi tantangan bagi peternak yang berada di wilayah jawa timur terutana di Bojonegoro,Lamongan,dan sekitarnya petani dan peternak harus memulai menanam 2 jenis pangan dan pakan.

Rabu, 04 November 2015

30 EKOR SAPI PO (ONGOLE) DI TURUNKAN DI DOLOKGEDE

Sapi PO di kembangkan di dolokgede
Sore hari tepatnya jam 16 .30 Wib di lapangan Grade Dolokgede telah menarik perhatian bagi masyarakat sekitar lapangan, pemandangan menjadi berubah lapangan menjadi pasar sapi sehingga pengguna jalan Purwosari - Ngambon tak lepas dengan pandangan mata tuk menatapnya.

Pengundian anggota kelompok ternak Ustan Mandiri yang antri mendapatkan  sapi PO sesuwai dengan nomor artek telinga yang telah di pasang oleh dinas peternakan.
Hal ini yang paling efektif dan di sepakati bersama oleh para anggota kelompok guna untuk menjaga kekompakan serta keguyupan sesama anggota.

Dinas peternakan menurunkan 30 ekor indukan sapi PO untuk di kembangkan  di Dolokgede melalui kelompok Tani Ternak Ustan Mandri, dari jumlah yang di turunkan sejumlah 30 ekor betina.
Sapi - sapi tersebut di turunkan dengan harapan bisa mensupost daerah tambakrejo, dimana daerah tersebut menjadikan daerah kawasan sapi PO yang telah di akui oleh propinsi jawa timur.

Daerah Tambakrejo adalah daerah yang sebagian besar kawasan hutan, dari sisi pakan peternak di tambakrejo masih tergolong melimpah, dan apalagi pemuda-pemuda Tani Ternak sudah mulai berinovasi tentang hal pakan.
Pakan adalah hal yang paling utama bagi peternak, sehingga di zaman sekarang  bagi peternak harus pintar berinovasi dalam hal pakan.

Program yang di laksanakan Ustan Mandiri tahun ini mengembangkan pembibitan sapi PO, peratutran yang di buat oleh kelompok dan telah di sepakati bersama sehingga menjadi kewajiban bagi kelompok.

Sapi yang di kelola oleh kelompok Ustan Mandiri di larang di kawinkan/di IB ( isenminasi buatan) dengan jenis lain, hal ini di sampaikan oleh ketua kelompok Muhammad Ali 35 th.
Menurut ketua kelompok aturan-aturan tersebut telah di sepakati oleh semua anggota dan di taati oleh semua anggota kelompok bahwa sapi PO tersebut tidak boleh di kawinkan /di IB dengan jenis sapi selain PO.
Dari pernyataan di atas ketua juga menjelaskan bahwa Desa Dolokgede sebagai Desa Pendukung kawasan bibit sapi PO di Jawa Timur. Selain itu ada juga aturan yang harus di taati oleh anggota dengan menulis surat pernyataan ber matrei yang isinya perjanjian gaduhan anggota di larang  menjual anakan maupun indukan yang masih produktif tanpa sepengetahuan pengurus.

Jika hal ini terjadi pada anggota kelompok yang telah membuat surat pernyataan masing-masing, anggota kelompok siap di proses secara hukum yang berlaku. Inilah peraturan yang di buat dan di sepakati bersama di kelompok Tani Ternak Ustan Mandiri Dolokgede. 






Senin, 02 November 2015

30% ANGGOTA KELOMPOK TANI TERNAK USTAN MANDIRI KAUM PEREMPUAN

Pertemuan rutin kelompok Ustan Mandiri devisi sapi
Ustan Mandiri Adalah Kelompok Peternak yang menjalakan 3 bidang ternak yang di kembangkan di desa Dolokgede Kecamatan Tambakrejo, yakni di Devisi Unggas, Devisi domba dan Devisi sapi.
Kelompok ternak yang beranggotakan 68 orang di satu desa ini benar - benar menjalakan pemberdayaan masyarakat di tinggat pedesaan.

Ketua kelompok , Muhammad Ali salah satu pemuda yang mendapatkan piagam Katagori social Entrepreneur dari Mensesneg RI, pemuda berusia 35 tahun telah banyak memberi contoh di masyarakat dan memberdayakanya untuk membangun desa.

Dari jumlah 68 orang 30 %nya adalah kaum perempuan, keterlibatan perempuan dalam kelompok ternak Ustan Mandiri menjadi pemicu semangat terhadapa masyarakat di sekitas desa dolokgede, ternyata beternak tidak hanya di lakukan oleh kaum peria saja, tetapi perempuan juga bisa melakukanya.

kegiatan yang di lakukan pada hari Senin tanggal 2 Nopember 2015 di kantor ademos adalah, kegiatan musyawarah kelompok tentang pembahasan peraturan kelompok untuk di jadikan ADART kelompok di devisi sapi.

Peraturan yang telah di sepakati bersama kelompok di harapkan menjadi pakem bersama untuk memajukan dan mengembakan peternakan yang ada di desa Dolokgede dan sekitarnya.
Selain itu musyawarah juga menghasilkan tentang tata cara menggaduh sapi kelompok  beserta persyaratannya.

Kelompok peternak membuka lebar-lebar kepada warga desa Dolokgede untuk bisa bergabung di kelompok peternaka dengan persyaratan yang telah di sepakati oleh anggota kelompok.

Jadi ketua kelompok bertujuan untuk memberdayakan masyarakan, bukan untuk merahih kekayaan diri sendiri tetapi bagaimana untuk menciptakan kesuksesan bersama-sama.

Jumat, 30 Oktober 2015

USTAN MANDIRI LUNCURKAN HASIL KREATIFNYA YANG KE DUA DI TAHUN 2015

Hasil motif batik paduan legum dan kambing domba" Ustan Mandiri"
Batik yang tak asing lagi di desa Dolokgede yang telah beridiri tahun 2012 lalu.
Industri kreatif yang di di hasilkan oleh para pengrajin rumahan sekala kecil ini, menarik simpati oleh para peternak di wilayah Tambakrejo dan sekitarnya.

Desain yang di rancang oleh salah satu kelompok peternak yang berada di desa dolokgede yang sangat sederhana ini membuat pemirsa di FB menjadi penasaran.
Insfirasi dan Inovasi kelompok peternak bekerjasama dengan pengrajin batik Putra Dolokgede mengembangkan ekonomi kepada masyarakat sekitar Dolokgede lewat Ternak dan Batik yang kini sudah mulai tumbuh besar.

Ketua Kelompok Peternak Muhammad Ali mendesain batik ternak tidak hanya meraih keuntungan semata, tetapi menuangkan insfirasi dan inovasi bagi siapapun yang mempunyai potensi.
Dari sinilah nama besar sebuah Desa yang akan menjadi terkenal di dalam maupun di luar daerah bahkan di manca negara.

Kami sangat bersemangat bersama para peternak untuk memajukan dan membangun Desa lewat Peternakan dan hasil kreasi kami di desa,
Desa Dolokgede telah mempunyai 2 potensi besar sejak tahun 2011 yang lalu yakni dalam bidang industri keatif batik dan peternakan domba ekor tipis yang sudah berjalan dan sekarang sudah menyebar dari beberapa Rt di desa dolokgede.

Pendiri Batik Putra Dolokgede Lugdianto 24 th pemuda yang menjadi kader percontohan di desa kami dan sekarang telah berhasil dan  mempunyai  kariyawan 5 orang Ibu rumah tangga di sekitarnya.

Hasil Kreatif yang Kedua oleh kelompok peternak " Ustan Mandiri" yang awal tahun telah mempersembahkan sebuah kaos yang di desain khusus bagi para peternak, kini ber inovasi lagi dalam bentuk batik tulis yang di canting oleh perajin batik Dolokgede.

Batik Ternak  perpotong di jual dengan harga Rp. 250.000.  Menurut Lugdianto harga tersebut adalah harga yang sudah ekonomis, karena tingkat kesulitanya adalah yang menjadi penentuan harga.

Selasa, 27 Oktober 2015

GUDANG BAHAN PAKAN KELOMPOK PETERNAK MULAI MENIPIS

UPP Ustan Mandiri

Kemarau sudah 4 bulan belum ada tanda-tanda  datangnya hujan.
Gudang pakan kelompok Tani Ternak Ustan Mandiri mulai menipis dari cadangan bahan pakan berupa serat kasar, pakan di perkirakan habis di musim penghujan kini sudah mulai menipis, anggota kelompok mulai merasakan perasaan tak tenang dengan keadaan pakan yang berada di gudang kelompok mulai menipis.

Pada bulan 7 2015 kelompok mengumpulkan bahan baku pakan mencapai 8 ton yang di simpan di gudang kelompok, ternyata itupun tak mencukupi kebutuhan ternak domba yang di kelola di masing-masing kandang anggota.

Pakan yang di sediakan Ustan Mandiri melayani 6 kelompok peternak di wilayah Kecamatan Tambakrejo, maka kebutuhan untuk pakan ternak domba tahun depan lebih meningkat mencapai 12 ton lebih permusim.

Asosiasi kelompok ternak sekecamatan  Tambakrejo Ustan Mandiri adalah salah satu kelompok Domba yang menjadi Kordinatornya untuk menyuplai kebutuhan pakan di 6 kelompok ternak di kecamatan.

Berbagai jenis bahan pakan dan obat-obatan ternak di sediakan untuk memudahkan anggota mencari kebutuhan yang berhubungan dengan ternaknya.