Senin, 19 Desember 2016

Berbagi Adalah Simbul Dari Kesejahteraan Bersama

Pemberdayaan Masyarakat peternak Dolokgede masih terus di lakukan oleh Kelompok Tani Ternak Ustan Mandiri.  Kali ini giliran Sakip anggota kelompok ternak domba menyerahkan 1 ekor domba betina ekor tipis kepada Ibu Kartinem Rt 01, bantuan hibah tahun 2015 yang lalu dari UGM Yogyakarta kerjasama Pertamina 37 ekor dan sudah berkembang menjadi 112 ekor.

Penyerahan Domba oleh Sakip anggota kelompok Ustan Mandiri Dolokgede
Ustan Mandiri adalah kelompok ternak satu-satunya di desa dolokgede yang komitmen mendukung program-programnya pemerintah  untuk memberdayakan masyarakat pedesaan terutama tani ternak.

Bentuk bantuan apapun  jika di kelola dengan baik dan benar pasti akan menjadi berkah bagi kita semua, tetapi jika bantuan tersebut di salah gunakan maka akan menjadi bencana bagi kita semua.  Anggota kelompok pak sakip yang tahun lalu mendapatkan bantuan 1 ekor domba dari UGM kini telah menjadi 5 ekor dalam 1 tahun terahir dan sudah melaksanakan kewajibannya berbagi ternak terhadap masyarakat lain maupun tetangga serta lingkungan. 

Seharusnya kelompok-kelompok ternak yang lain dapat melakukan hal yang sama agar kesehteraan dapat di rasakan bersama bersama.




Giliran Anak-anak Dolokgede Ikut Berpartisipasi Bangun Desa

Membangun sebuah Desa tidak hanya berbentuk material saja, tapi berpartisipasi adalah juga salah satu bentuk ikut membangun desa. Anak-anak yang tergabung dalam sebuah organisasi anak yang satu-satunya terbentuk di desa dolokgede pada tanggal,28 Nopember 2016 .

Musyawarah kegiatan Anak-anak Desa Dolokgede
Pada umumnya yang terlibat dalam pembangunan desa adalah kaum dewasa saja, tetapi di Desa Dolokgede sdh  memulai melibatkan anak-anak untuk  perencanaan pembangunan desa.
Di dalam UU Perlindungan Anak Kita wajib melindungi, dan juga melibatkan untuk berpartisipasi dalam hal apapun di kelurga dan desa.

Hak tumbuh kembang harus selalu di beri ruang kepada anak-anak desa agar selalu hak anak di penuhi oleh pengasuh anak dan pemerintah.   Dalam Forum Anak ini di harapkan anak-anak dapat belajar berorganisasi agar dapat membangun mental-mental mereka dari perampasan hak anak.

Desa Dolokgede berkomitmen untuk mewujudkan desa ramah anak dalam waktu 5 tahun kedepan, cita-cita besar dan mulia yang di laksanakan oleh pemerintah desa agar menjadi desa percontohan edukasi apapun.

Kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan oleh anak-anak dolokgede akan di topang dengan  Anggaran Pendapatan Belanja Desa APBDES oleh pemerintah desa.  Kegiatan yang akan di lakukan oleh Fornandeg adalah kesenian dan budaya, olah raga, pendidikan non formal dan yang paling mendasar yakni membangun dan menyadarkan para pengasuh anak untuk sadar dalam memberikan Hak-haknya anak.

Dari Program Desa Ramah Anak ini di harapkan oleh pemerintah Pusat maupun pemerintah desa untuk mencegah adanya kekerasan terhadap anak, kekerasan pesikis maupun kekerasan fisik yang mengakibatkan ketraumaan terhadap anak.

Selain itu pemerintah desa juga akan berusaha menyadarkan para orang tua anak ttg pernikahan dini terhadap anak-anak desa dolokgede dengan cara  bersosialisasi dan penyebaran flamplet serta pemasangan baliho-baliho di tempat-tempat setrategis di desa.




Jumat, 16 Desember 2016

Pemerintah Desa Dolokgede Kerjasama Ademos Membuat SID Sistem Informasi Desa

Perkembangan teknologi menjadikan desa dolokgede tergugah untuk melaksanakan Sistem Informasi  Derisitulah desa akan lebih mudah dan cepat untuk mendeteksi adanya potensi-potensi dan juga wilayah maupun benda hidup maupun mati akan yang berada di desa akan terdeteksi dalam rangkaian sisten informasi desa.

Pemerintah Desa Dolokgede kerjasama dengan Ademos ( Asosiasi Demokrasi untuk kesejahteraan sosial) yang satu-satunya lembaga yg bertempat di desa.

Kepala Desa Dolokgede Nunuk Sri Rahayu menyatakan bahwa pelaksanaan SID yang akan di laksanakan di dolokgede akan sangat membantu desa, dalam menjalankan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat desa.
tidak hanya itu saja tetapi menurut Kepala Desa Sistem ini juga di harapkan menjadikan akses pengetahuan luas bagi masyarakat Dolokgede.

Menurut  Santi Riswati selaku pendamping program pemberdayaan lembaga ademos, bahwa sistem SID yang akan di lakukan di desa dolokgede akan mendeteksi /menggali potensi- potensi  sekecil apapun yang di desa akan didata untuk di kumpulkan menjadi satu secara rinci dan detail agar supaya mudah dan cepat  untuk di dapat tinggal klik, melalui aplikasi  SID yang nanti akan di berikan ademos ke desa.

Bulan Desember 2016 adalah awal eksen tieam dari pemuda, tokoh masyarakat bersama Tieam teknis dari ademos melakukan pemetaan di berbagai wilayah desa dolokgede untuk di masukan dalam databis desa.   

 Dalam pelaksanaan pemetaan tersebut desa akan memfasilitasi alat pendukung SID yakni, satu unid komputer dalam kapasitas ram yang besar dan juga alat JPS yang nantinya akan di pergunakan untuk kepentingan SID di desa dolokgede.





Rabu, 14 Desember 2016

Peraturan Kelompok Ternak Sangat di junjung Tinggi di Kelompok Tani Ternak Ustan Mandiri Dolokgede

Optimisme yang selalu di perkuat oleh sekelompok peternak domba di dolokgede tambakrejo bojonegoro, konsep pemberdayaan masyarakat yang sudah terwujud dan terleksana di desa tersebut menjadi sebuah ekpirimen para peternak di wilayah desa dolokgede dan sekitarnya.

anggota kelompok ustan mandiri berbagi domba ke tetangga

Pada tahun 2015 awal bulan januari Kelompok Tani Ternak Ustan Mandiri mendapatkan bantuan 37 ekor domba betina untuk di kembangkan di desa dolokgede, bantuan tersebut di lakukan oleh UGM Yogyakarta lewat programnya Kulia Kerja Nyata KKN hasil dari mepping yang di lakukan oleh mahasiswa.

Pemberdayaan yang telah di lakukan oleh kelompok ustan mandiri  sudah menampakan hasilnya ke hadapan masyarakarakat dan menjadi contoh di antara kelompok-kelompok peternak di daerah lain.
Sarti 44 th, anggota kelompok menyerahkan satu ekor domba ke tetangganya sebagai wujud mentaati peraturan-peraturan yg telah di sepakati bersama kelompok dalam melaksanaka program kelompok untuk berbagi bersama warga.

Visi dan Misi kelompok di junjung tinggi di ustan mandiri sebagai pakem kelompok dalam mewujudkan kesejahteraan bersama antar peternak.


Sabtu, 10 Desember 2016

Desa Dolokgede bercita - cita Menuju Desa Ramah Anak



Desa Dolokgede secara letak giorafisnya di daerah bagaian barat 46 km dari Ibu kota Kabupaten Bojonegoro, yang mana desa tersebut menjadi desa perbatasan 4 kecamatan di wilayah barat yang sebelah utara Dolokgede adalah desa pelem kecamatan Purwosari, sebelah timur perbatasan desa Bandungrejo Kecamatan Ngasem dan sebelah selatan adalah Kecamatan Ngambon, jadi desa dolokgede adalah desa yang menjadi sentranya desa-desa dari kecamatan sekirnya.


Anak - anak desa dolokgede

Penduduk Desa Dolokgede berjumlah 1.801 jiwa  Dan  526 KK, dari data tersebut tepilah menjadi dua dusun, yakni dusun Kuluhan dan Dusun Dolokgede. Sebagian besar penduduk desa dolokgede mayoritas petani dan peternak, Jumlah ternak domba yang berada di desa dolokgede secara keseluruhan  adalah 689 ekor dan sapi 466 ekor, sedangkan luas lahan pertanian 307 Hektar.

Desa Dolokgede adalah desa yang terletak paling ujung timur dari beberapa desa di wilayah Kecamatan Tambakrejo, yang mana desa tersebut menjadi dampak langsung dari kegiatang tambang minyak gas bumi oleh salah satu perusahaan Negara yang bernama Pertamina, Maka desa  ini termasuk desa Ring Satunya pertamina PEPC yang beroperasi di JTB blok Cepu yang di bojonegoro.

Dari beberapa potensi diatas yang belum pernah di lakukan sama sekali oleh pihak pemerintah maupun perusahaan adalah mengenai  perhatian kepada tunas-tunas bangsa,dalam hal ini anak-anak yang membutuhkan perhatian kusus untuk dilindungi dari ancaman-ancaman apapun.

8, Desember 2016 adalah aksi pertama yang di lakukan oleh LPKP ( lembaga pengkajian kemasyarakatan dan pembangunan ) jawa timur, membuat berkah bagi warga masyarakat desa dolokgede untuk memulai dan juga melindungi anak-anak yang berada di desa dolokgede.

Dari Program desa ramah anak menjadikan pembelajaran bagi warga masyarakat betapa pentingnya untuk melindungi serta memerikan perhatian khusus demi terpenuhi Hak-hak anak. 

Sebuah organisasi telah didirikan oleh Forum anak-anak desa dolokgede yang bergabung dalam FORNANDEG ( forum anak desa dolokgede) diharapkan menjadi sebuah organisasi peduli anak, agar anak – anak desa dolokgede terbebas dari kekerasan-kekerasan fisik maupun pesikis, Disamping itu juga anak-anak dolokgede sangat antusia dan semangat untuk menjalakan organisasi ini agar anak-anak dolokgede terbebas dari pekeja anak, anak-anak terlantar, anak yg putus sekolah, anak menikah di usia dini dan anak-anak terjerum di dalam narkoba.

Sebuah kebanggan tersendi bagi anak-anak desa dolokgede untuk bisa berpartisipasi dalam hal ikut membangun mental diri sendiri dan orang lain. Dari sinilah anak-anak bisa mendapatkan Hak-haknya yang seharusnya di dapatkan sejak dari kandungan Ibu. Hak yg seharusnya di dapatkan oleh anak adalah hak  hak hidup, hak perlindungan dan hak tumbuh kembang serta hak perlindungan dari kekerasan fisik maupun pesikis dan kekerasan lainya yang marak di akhir-akhir ini.

Dalam forum aksi gugus tugas yang telah di bentuk dan di SK Kepala Desa Dolokgede pada tanggal 8 Desember 2016 kemarin, Pemerintah desa membuka selebar lebarnya untuk di adakan pengaduan pengaduan ttg kekerasan yg di lakukan oleh pihak pengasuh anak untuk diselasaikan dengan cara yang ramah agar anak-anak di desa dolokgede bisa dapat tumbuh kembang yang sesuwai dengan UU tentang perlindungan anak.

Aksi yang di laksanakan kemarin adalah aksi yang pertama kali di lakukan oleh gugus tugas desa ramah anak dolokgede untuk mengidentifikasi permasalah – permasalahan tentang anak, untuk di jadikan agenda aksi di tahun tahun berikutnya.

Dari beberapa hasil diskusi Gugus Tugas dan FORNANDEG  hari kamis lalu, forum tersebut telah membuahkan hasil aksi-aksi yang akan di laksanakan serta beberapa persoalan-persoalan yang menimpa pada anak desa dolokgede.

Sabtu, 03 Desember 2016

Kunjungan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Di Kelompok Lembu Seto Napis Tambakrejo.

Napis 3 Desember 2016 Kelompok peternak yang bergabungan dengan "Lembu Seto Desa Napais Kecamatan Tambakrejo bersama Ustan Mandiri mendapatkan tamu istiwewa, tamu tamu tersebut bertujuana untuk menimba ilmu dan tukar kaweruh antar kelompok peternak
.
Lembu seto yang menjadi aiconnya  tambakrejo dan Bojonegoro telah menjadi tujuan yang ke dua dari study lapang dari Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Kuala bersama SPR Wahana Raya.

Kunjungan SPR Wahana Raya Kalimantan Selatan Di Lembu Seto Napis Tambakrejo


Perbedaan kultur dan budaya yang menjadi lambatnya laju kelompok peternakan yang berada di Kalimantan  selatan, menurut salah satu ketua SPR Wahana Raya mengatakan bahwa kelompok yang ada di kalimantan susah untuk menjadi besar dan berkembang, karena anggota kelompok blm mempunyai kesadaran akan pentinganya berorganisasi.

Masyarakat yang bergabung sebagai anggota kelompokpun sulit untuk di adakan  pertemuan apalagi musyawarah kelompok. Menurut Ketua kelompok ternak Ustan Mandiri Dolokgede bahwa  suatu kelompok jika tidak mempunyai lider atau orang yang berjiwa sosial, maka lembaga maupun kelompok tersebut akan lumpuh dengan sendirinya karena tak ada rodanya.

Sebagai Lider juga harus aman di belakang, yang di maksud aman di belakang ini adalah pengerak harus sudah mapan secara ekonominya untuk menopang hidupnya bersama keluarga, tanpa itu roda sosial takan berputar.

Tidak hanya itu saja, menurut ketua Ustan Mandiri Muhammad Ali  Ketua harus juga mampu memberikan contoh terhadap anggota maupun masyarakat serta lingkungannya, itulah cara untuk membuat sebuah kelompok bisa maju dan berkembang.

Selain itu seorang lider juga harus banyak inovasi dan kretif  dalam mengembangkan kegiatan yang bisa menambah ekonomi anggota kelompok.

Menurut Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan, para peternak yang berada di daerah kalimantan blm mau mengunakan inovasi pakan yang sudah jelas-jelas ada buktinya sesuwai laboratoriun uji pakan, kelompok sana berdalih dengah pakan hijauan sangat melimpah ruah ngapai bikin pakan ribet-ribet.

Efek dari peternak tersebut  berdampak pada diri kita masing-masing yakni tentang menejemen waktu, dan mengakibatkan boros waktu sehingga waktu untuk berkumpuk selalu terbengkelai dengan alasan mencari hijauan pakan.

Ini adalah penyebab tidak majunya sebuah kelompok ternak di daerah kalimantan menurut SPR Wahana Raya Kalimantan selatan.

Dari beberapa problem yang tak kunjung selesai di badan kelompok, maka kelompok tersebut mengadakan study banding bersama Dinas Provinsi dan Dinas Peternakan Kabupaten Barito Kuala beserta SPR Wahana Raya Di SPR Bojonegoro Jawa timur.

Dalam Perjalanan Study Banding ke kelompok ternak Lembu Seto Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro mendampingi hingga selesai di dua tempat selama dua hari yakni di kelompok " Kedung Nggonda Desa Jono Kec. Temayang dan Lembu Seto Desa Napis Kec. Tambakrejo.

Dalam acara tersebut di buat santai dengan sistem tanya jawab seputar kelembagaan dan sejarah serta inovasi kelompok dalam hal peternakan.    ( ali. ustanmandiri.)


Senin, 28 November 2016

Terinsipirasi Dari Kelompok Peternak Ustan Mandiri Dolokgede

Rasa bahagia dan bangga sebagai kelompok peternak yang menjadi contoh di hadapan kelompok peternak di daerah lain.
" Ustan Mandiri " misalnya kelompok peternak yang sudah mampu mewujudkan kepada masyarakat sekitar, bahwa kelompok tersebut telah menjadi inspirasi kepada kelompok peternak yang lain untuk mewujudkan kelompok yang produktif dan inovatif.

Peserta studi bandi Kabupaten Situbondo Jawa timur


Tidak hanya itu kelompok ternak ustan mandiri juga mampu membuat kerukunan serta kekompakan para anggota utk selalu semangat dalam melakukan kegiatan.

Ide kreatif selalu muncul di kelompok ini sehingga kelompok mempunyai mempunyai jalan keluar jika di kala harga ternak merosot jatuh, anggota masih tetap berjalan aktif seperti biasa di karenakan anggota mempunyai usaha lain yang berkaitan dengan peternakan dan bisa di jual setiap hari.

Kali ini ustan mandiri mendapatkan tamu yang sangat tak terdukan dari Dinas Peternakan Kabupaten Situbondo untuk study banding di kelompok ternak ustan mandiri desa dolokgede kec. Tambakrejo.

Peserta studi banding berjumlah 55 orang dari perwakilan peternak sekabupaten situbondo jawa timur, kelompok peternak ini bertujuan untuk mencari solusi dalam kesulitan berkelompok dan beternak dengan baik dan benar sesuwai kondisi daerahnya masing-masing.


Kelompok Ustan Mandiri menjadi pilihan merekan untuk di jadikan tempat belajar bersama Dinas peternakan dan di kemas menjadi Study Banding peternakan Domba kambing situbondo jawa timur.

Menurut ketua kelompok ternak ustan mandiri dolokgede ketikan di tanya oleh salah satu peserta study banding dalam berkelompok yg kuat harus sabar dalam membimbing anggotanya.
Tidak hanya itu saja tetapi dalam berkelompok itu harus memberikan dampak yang kelihatan dan nyata di hadapan masyarakat sehingga maasyarakat itu tertarik dengan kelompok yg kita dirikan.

Jangan sampai kelompok berdiri atas didirikan karena akan ada bantuan saja, tetapi kelompok harus berdiri sendiri atas kesadaran masyarakat peternak itu sendiri.
Dan juga kelompok harus mampu membuktikan kepada pemerintah bahwa kelompok masyarakat yang bergabung dengan kelompok peternak juga bisa berkembang di tengah-tengah hiru pikuknya masyarakat.

Kelompok yang berkembang menurut ketua Ustan Mandiri tidak hanyak jumlah populasi ternaknya saja , tetapi anggota kelompokpun juga bertambah, selain itu kelompok juga banyak ide-ide kreatifnya yang di tuangkan kedalam kelompok sehingga muncul usaha-usaha lain yg bisa menambah ekonominya  kelompok yang berhubungan dengan peternakan.

Senin, 21 November 2016

Kelompok Ternak Ustan Mandiri Mendapatkan Bantuan Coper dari Dinas Peternakan Provinsi

Sebuah pemberdayaan yang di lakukan di setiap pedesaan oleh dinas peternakan Kabupaten Bojonegoro maupun provinsi Jawa timur di masing-masing kelompok ternak yang produktif terus di lakukan.
Bantuan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

Upaya ini di lakukan oleh berberapa dinas terkait untuk membuktikan bahwa kelompok-kelompok peternak di kalangan bawah juga mampu berkreatif dan inofatif, yang berada di tengah-tengah masyarakat pedesaan perlu di perhatikan.

Di Kecamatan tambakrejo ada 3 kelompok yang sudah produktrif dan layak menjadi contoh kepada kelompok peternak lain yakni " Lembu Seto "Desa Napis, " Budi Upoyo " Desa Jati Mulyo, dan " Ustan Mandiri " Desa Dolokgede.


Ketiga kelompok tersebut hari ini tanggal 21 Nopember 2016 mendapatkan bantuan berupa " Coper " dari Dinas peternakan propinsi jawa timur  yang bekerjasama dengan CV Sidi Mulyo mengirim 1 unid coper untuk di tempatkan di masing-masing kelompok ternak tesebut.




Venomena Harga Pasar yang Merosot Tidak Manjadikan Efek Jera Bagi Kelompok Ternak Ustan Mandiri Dolokgede

Harga domba di pasaran anjlok di bawah setandar harga pemerintah, harga tersebut tak dapat melunturkan semangatnya para peternak yang di desa dolokgede yang bergabung di kelompok ternak ustan mandiri. 

Ustan Mandiri Dolokgede Tambakrejo
Peternakan yang berada di desa dolokgede telah menjadi budaya masyarakat yang di bidang budidaya ternak hampir satu desa masyarakatnya mempunyai ternak domba maupun sapi yang sebagai tabungan mereka untuk mensekolahkan anak-anaknya.

Harga domba semakin merosot di pasaran entah apa yang menjadi penyebabnya sehingga beberapa kelompok peternak mengalami kerugian yang sangat besar.
Bagi kelompok Ustan Mandiri Dolokgede tak menjadikan hal tersebut menjadikan hambatan maupun problem dalam beternak, karena kelompok ini telah mempunyai lahan hijaun yang cukup untuk menjadikan domba - domba tetep dalam kondisi setabil di peterumbuhan badanya.

Beda dengan kelompok yang lain yang bergerak di penggemukan, biaya pakan jauh lebih besar dibanding kelompok yang pengembangbiakan/ peranakan dengan menejemen yg sangat berbeda.

Di dunia peternakan pakan adalah kunci keberhasilan bagi peternak, jika hal tersebut tak menjadikan perhatian maka peternakan akan menjadi kandas di kemudian hari.


Senin, 31 Oktober 2016

Batik Kelompok Ternak Dolokgede Tembus Pasar Luar Jawa

Batik hasil kreatifnya para peternak dolokgede yang menjadi aiconya desa kini telah tembus pasar luar jawa.  Batik tersebut pernah mendapat teguran dari pencetus batik jenogoraan,  karena batik tersebut tidak mencerminkan adanya motif jonegoroan yang telah di syahkan oleh pemerintah setempat.

Proses Batik motif Ternak Dolokgede
Kelompok ternak yang ada di Desa Dolokgede memang mempunyai kreatif tersendiri yang belum di miliki oleh kelompok ternak yang lain di bojonegoro, maka hasil kreatifnya di tampilkan agar dapat mengangkat nama kelompok dan desa Dolokgede pada umumnya.

Batik ini bukan termasuk batik jenogoroan, tetapi batik ini bisa menjadi batik Nasional karena menggambarkan Indonesia di beberapa wilayah pedesaan rata-rata 40% petani dan peternak..

Banyaknya peminat batik motif ternak ini, maka kelompok ternak yang berada didesa dolokgede tetap menjalan usaha tersebut. Setelah ada teguran dari pihak yg terkait batik motif ternak yang di miliki oleh kelompok ternak ustan mandiri dolokgede kebanjiran kunsumen.

Dalam Seminggu sepekan ini batik  milik kelompok ternak laku sampai jakarta selatan, hingga kalimantan, dan sumatera utara.


Sabtu, 29 Oktober 2016

10 Ternak Domba Indukan Telah Dibagikan Ke Warga Dolokgede Oleh Kelompok Ternak Ustan Mandiri

Kelompok ternak Ustan Mandiri ikut serta membantu pemerintah desa untuk mempercepat peningkatan sumber daya masyarakat desa kususnya di sektor peternakan.

Anggota Kelompok Ternak Berbagi Domba Bersama Masyarakat
salah satu  bentuk nyata adalah kelompok memberikan bantuan hewan ternak berupa domba betina kepada beberapa warga dolokgede untuk di kembangkan dengan tujuan membantu warga peternak untuk meningkatkan ekonominya lewat usaha peternakan.

Sabtu 29 oktober 2016 Kelompok ternak Ustan Mandiri memberikan domba indukan kepada 3 warga untuk di kembangkan dan di budidayakan di dolokgede.
Kenapa kegiatan tersebut di lakukan oleh anggota kelompok? menurut ketua kelompok Muhammad Ali, supaya dolokgede yang menjadi desa kawasan ternak.

Tidak hanya ternak domba saja yang di kembangkan oleh kelompok ternak Ustan Mnadiri tetapi ada juga pengembangbiakan sapi PO (ongole) yang sudah menjadi program pemerintah kabupaten bojonegoro yang di Loucing pada tahun 2014 oleh Gubenur Jawa Timur Pak De Karwo di kabupaten Lamongan.

Kegiatan berbagi bersama warga dolokgede telah di lakukan oleh kelompok ternak ustan mandiri dalam setahun ini sudah  10 ekor domba betina yang telah di bagikan oleh kelompok ternak ustan mandiri kepada warga.
Untuk bulan ini ada 3 warga dolokgede yang mendapatkan domba tersebut  ketiga warga tersebut adalah  Ibu, Titi Lestari RT 02 Rw 01, Sri Wahyuni Rt 05 Rw 01 dan Ibu Darsih Rt 05 Rw 01 dolokgede.