Rabu, 28 Desember 2016

Dinas Peternakan Bojonegoro Bersama Dirjen PKH Pusat Mendatangi Wilayah Sumber Bibit Kabupaten Terpilih

Bojonegoro 27 Desember 2016 Dinas peternakan Kabupaten bojonegoro bersama Derektorat Jenderal peternakan dan Kesehatan Hewan ( PKH) pusat, melakukan pengecekan terhadap kelompok peternak sapi PO di kecamatan tambakrejo.
Lembu seto
Kunjungan tersebut membuktikan bahwa kelompok tersebut tidak kelompok abal-abal, diantaranya kelompok yang di kunjungi adalah kelompok Lembu Seto Napis, Ustan Mandiri Dolokgede dan Budi Upoyo Jatimulyo. Tim PKH memastikan bahwa kelompok tersebut mempunyai Badan Hukum yang resmi selain itu PKH meninjau langsung kegiatan-kegiatan yang di lakukan ke tiga kelompok dalam mengelola aset kelompok.

Pemeriksaan adminitrasi kelompok maupun dokumen-dokumen kelompok dan juga bantuan-bantuan yang bersifat hibah yang tahun-tahun lalu di kucurkan di tiga kelompok ternak di tambakrejo.
Wilayah Kecamatan Tambakrejo adalah wilayah kawasan sumber bibit sapi yang sudah di sahkan oleh pemerintah provinsi jawa timur tahun 2013 lalu, maka dari itu  wilayah tersebut adalah wilayah incaran bagi PKH untuk melaksanakan program pemerintah pusat yang akan di laksanakan pada tahun 2017.

Untuk itu kelompok di periksa satu-persatu mengenai keberadaan dan kesetabilitasanya dalam melaksanakan program pemerintah tahun lalu,
 Kementerian Pertanian lagi-lagi melakukan terobosan dalam upaya meningkatkan produk Pertanian dalam memenuhi ketahanan pangan.  Salahsatunya dalam upaya khusus Sapi Wajib Bunting (SIWAB). UPSUS SIWAB merupakan gerakan nasional sebagai kelanjutan  dari kegiatan pada tahun sebelumnya dalam upaya mendorong pertumbuhan sapi dan kerbau yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting.

 UPSUS SIWAB akan memaksimalkan potensi sapi indukan di dalam negeri untuk dapat terus menghasilkan pedet (anak sapi) dalam rangka menambah populasi ternak nasional.

Kabupaten Bojonegoro termasuk wilayah kabupaten terpilih sebagai kabupaten yang jumlah ternak sapi besar di jawa timur, maka program tersebut akan di laksanakan di kabupaten Bojonegoro tahun 2017 mendatang.

Ustan Mandiri Luncurkan Batik Jilid II Di Awal Tahun 2017 Mendatang



Kelompok tani ternak “Ustan Mandiri “ Dolokgede mengembangkan usahanya di bidang industry kreatif batik  kini telah menciptakan motif baru lagi, Batik tersebut berencana akan di keluarkan pada awal tahun 2017 mendatang. Sebuah karya kreatif batik jenogoraan dengan motif paduan sapi dengan pakan  serta limbah maupun hasil tanaman petani yakni jagung bisa di gunakan bahan dasar pakan ruminansia.
 
Batik jilid II ustan mandiri di th 2017
Giman dalam motif tersebut paduan antara sapi  dan bahan pakan telah tersedia di dalam desain , jagung adalah pakan yang sangat melimpah di bojonegoro selain di komsumsi manusia  jagung juga di jadikan bahan pakan ternak dalam bentuk kosentrat.

Dari tanaman jagung sangat bermanfaat selain petani peternak juga merasa imbasnya dari limbah pertanian tersebut. Tebon adalah limbah dari taneman jagung yang selalu terbuang dan di bakar karena menurut petani onggoan tersebut menjadi sampah yang menyebalkan bagi para petani dengan adanya peternak yang kreatif dan inofatif  limbah tersebut di olah menjadi sebuah pakan yang bernilai tinggi di sebuah peternakan.

Jagung bisa di buat pakan ternak mulai dari unggas dan ruminansia yg banyak mengandung protein, karbohidrat serta serat yang sangat di butuhkan oleh ternak.  Maka dari itu Kelompok Ustan Mandiri mempunyai ide kreatif untuk memperkenalkan kepada seluruh masyarakat petani bahwa tanaman jagung seluruhnya dapat di jadikan bahan pakan ternak.

Desain batik ustan mandiri yang kedua dengan motif sapi juga mengenalkan sebuah tanaman rumput yang telah di budidayakan oleh kelompok yakni rumput odot serta rumput setia yang menjadi bahan dasar pakan sapi di kelomponya, sehingga kegiatan ini bisa di tuangkan dalam sebuah karya kreatifitas masyarakat dolokgede untuk menyambungkan kegiatan masyarakat yg sudah ada.

Ustan Mandiri tidak hanya bergerak di peternakan domba saja tetapi ada devisi lain yang menjadi salah satu perkumpulan peternak sapi yang bergabuh jadi satu di ustan mandiri.
Jadi peluncuran batik karya ustan mandiri yang kedua ini tergolong batik jenogoroan yang sudah punya hak paten dari Disperindak Kabupaten Bojonegoro.

Dari hal tersebut Kelompok Ustan Mandiri punya pengalaman di tahun 2016 kemari, gimana pada waktu tersebut Ustan Mnadiri meluncurkan hasil kreatifnya lewat batik ternak kambing domba mendapatkan protes keras dari pihak – pihak yang terkait bahwa batik kambing domba tidak termasuk batik jenogoroan.

Dari hal tersebut Ustan Mandiri tak menjadi nglokro dalam menjalankan kegiatannya untuk memberdayakan pengrajin batik do dolokgede.    Sebuah cabuk yg menggabarkan pembatasan kreasi masyarakat untuk berkarya menurut Ketua Ustan Mandiri itu adalah hal yang menghambat pertumbuhan dan kemajuan manusia dalam berkarya sehingga merampas hak manusia.

Tetapi bagi Ustan Mandiri itu bukan hal tabu, kelompok tetap melakukan dan memproduksi batik tersebut demi memberdayakan pengrajin batik agar tetap bekerja melakukan aktifitas untuk membantu menambah penghasilan para suami dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

Jika hal tersebut di hentikan dan di larang untuk berproduksi maka yang terjadi adalah kemunduran peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat, maka kelompok tani ternak ini bersemangat untuk berdayakan masyarakat desanya untuk menuju desa swasembada.   Ali ( ustan mandiri)

Senin, 19 Desember 2016

Berbagi Adalah Simbul Dari Kesejahteraan Bersama

Pemberdayaan Masyarakat peternak Dolokgede masih terus di lakukan oleh Kelompok Tani Ternak Ustan Mandiri.  Kali ini giliran Sakip anggota kelompok ternak domba menyerahkan 1 ekor domba betina ekor tipis kepada Ibu Kartinem Rt 01, bantuan hibah tahun 2015 yang lalu dari UGM Yogyakarta kerjasama Pertamina 37 ekor dan sudah berkembang menjadi 112 ekor.

Penyerahan Domba oleh Sakip anggota kelompok Ustan Mandiri Dolokgede
Ustan Mandiri adalah kelompok ternak satu-satunya di desa dolokgede yang komitmen mendukung program-programnya pemerintah  untuk memberdayakan masyarakat pedesaan terutama tani ternak.

Bentuk bantuan apapun  jika di kelola dengan baik dan benar pasti akan menjadi berkah bagi kita semua, tetapi jika bantuan tersebut di salah gunakan maka akan menjadi bencana bagi kita semua.  Anggota kelompok pak sakip yang tahun lalu mendapatkan bantuan 1 ekor domba dari UGM kini telah menjadi 5 ekor dalam 1 tahun terahir dan sudah melaksanakan kewajibannya berbagi ternak terhadap masyarakat lain maupun tetangga serta lingkungan. 

Seharusnya kelompok-kelompok ternak yang lain dapat melakukan hal yang sama agar kesehteraan dapat di rasakan bersama bersama.




Giliran Anak-anak Dolokgede Ikut Berpartisipasi Bangun Desa

Membangun sebuah Desa tidak hanya berbentuk material saja, tapi berpartisipasi adalah juga salah satu bentuk ikut membangun desa. Anak-anak yang tergabung dalam sebuah organisasi anak yang satu-satunya terbentuk di desa dolokgede pada tanggal,28 Nopember 2016 .

Musyawarah kegiatan Anak-anak Desa Dolokgede
Pada umumnya yang terlibat dalam pembangunan desa adalah kaum dewasa saja, tetapi di Desa Dolokgede sdh  memulai melibatkan anak-anak untuk  perencanaan pembangunan desa.
Di dalam UU Perlindungan Anak Kita wajib melindungi, dan juga melibatkan untuk berpartisipasi dalam hal apapun di kelurga dan desa.

Hak tumbuh kembang harus selalu di beri ruang kepada anak-anak desa agar selalu hak anak di penuhi oleh pengasuh anak dan pemerintah.   Dalam Forum Anak ini di harapkan anak-anak dapat belajar berorganisasi agar dapat membangun mental-mental mereka dari perampasan hak anak.

Desa Dolokgede berkomitmen untuk mewujudkan desa ramah anak dalam waktu 5 tahun kedepan, cita-cita besar dan mulia yang di laksanakan oleh pemerintah desa agar menjadi desa percontohan edukasi apapun.

Kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan oleh anak-anak dolokgede akan di topang dengan  Anggaran Pendapatan Belanja Desa APBDES oleh pemerintah desa.  Kegiatan yang akan di lakukan oleh Fornandeg adalah kesenian dan budaya, olah raga, pendidikan non formal dan yang paling mendasar yakni membangun dan menyadarkan para pengasuh anak untuk sadar dalam memberikan Hak-haknya anak.

Dari Program Desa Ramah Anak ini di harapkan oleh pemerintah Pusat maupun pemerintah desa untuk mencegah adanya kekerasan terhadap anak, kekerasan pesikis maupun kekerasan fisik yang mengakibatkan ketraumaan terhadap anak.

Selain itu pemerintah desa juga akan berusaha menyadarkan para orang tua anak ttg pernikahan dini terhadap anak-anak desa dolokgede dengan cara  bersosialisasi dan penyebaran flamplet serta pemasangan baliho-baliho di tempat-tempat setrategis di desa.




Jumat, 16 Desember 2016

Pemerintah Desa Dolokgede Kerjasama Ademos Membuat SID Sistem Informasi Desa

Perkembangan teknologi menjadikan desa dolokgede tergugah untuk melaksanakan Sistem Informasi  Derisitulah desa akan lebih mudah dan cepat untuk mendeteksi adanya potensi-potensi dan juga wilayah maupun benda hidup maupun mati akan yang berada di desa akan terdeteksi dalam rangkaian sisten informasi desa.

Pemerintah Desa Dolokgede kerjasama dengan Ademos ( Asosiasi Demokrasi untuk kesejahteraan sosial) yang satu-satunya lembaga yg bertempat di desa.

Kepala Desa Dolokgede Nunuk Sri Rahayu menyatakan bahwa pelaksanaan SID yang akan di laksanakan di dolokgede akan sangat membantu desa, dalam menjalankan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat desa.
tidak hanya itu saja tetapi menurut Kepala Desa Sistem ini juga di harapkan menjadikan akses pengetahuan luas bagi masyarakat Dolokgede.

Menurut  Santi Riswati selaku pendamping program pemberdayaan lembaga ademos, bahwa sistem SID yang akan di lakukan di desa dolokgede akan mendeteksi /menggali potensi- potensi  sekecil apapun yang di desa akan didata untuk di kumpulkan menjadi satu secara rinci dan detail agar supaya mudah dan cepat  untuk di dapat tinggal klik, melalui aplikasi  SID yang nanti akan di berikan ademos ke desa.

Bulan Desember 2016 adalah awal eksen tieam dari pemuda, tokoh masyarakat bersama Tieam teknis dari ademos melakukan pemetaan di berbagai wilayah desa dolokgede untuk di masukan dalam databis desa.   

 Dalam pelaksanaan pemetaan tersebut desa akan memfasilitasi alat pendukung SID yakni, satu unid komputer dalam kapasitas ram yang besar dan juga alat JPS yang nantinya akan di pergunakan untuk kepentingan SID di desa dolokgede.





Rabu, 14 Desember 2016

Peraturan Kelompok Ternak Sangat di junjung Tinggi di Kelompok Tani Ternak Ustan Mandiri Dolokgede

Optimisme yang selalu di perkuat oleh sekelompok peternak domba di dolokgede tambakrejo bojonegoro, konsep pemberdayaan masyarakat yang sudah terwujud dan terleksana di desa tersebut menjadi sebuah ekpirimen para peternak di wilayah desa dolokgede dan sekitarnya.

anggota kelompok ustan mandiri berbagi domba ke tetangga

Pada tahun 2015 awal bulan januari Kelompok Tani Ternak Ustan Mandiri mendapatkan bantuan 37 ekor domba betina untuk di kembangkan di desa dolokgede, bantuan tersebut di lakukan oleh UGM Yogyakarta lewat programnya Kulia Kerja Nyata KKN hasil dari mepping yang di lakukan oleh mahasiswa.

Pemberdayaan yang telah di lakukan oleh kelompok ustan mandiri  sudah menampakan hasilnya ke hadapan masyarakarakat dan menjadi contoh di antara kelompok-kelompok peternak di daerah lain.
Sarti 44 th, anggota kelompok menyerahkan satu ekor domba ke tetangganya sebagai wujud mentaati peraturan-peraturan yg telah di sepakati bersama kelompok dalam melaksanaka program kelompok untuk berbagi bersama warga.

Visi dan Misi kelompok di junjung tinggi di ustan mandiri sebagai pakem kelompok dalam mewujudkan kesejahteraan bersama antar peternak.


Sabtu, 10 Desember 2016

Desa Dolokgede bercita - cita Menuju Desa Ramah Anak



Desa Dolokgede secara letak giorafisnya di daerah bagaian barat 46 km dari Ibu kota Kabupaten Bojonegoro, yang mana desa tersebut menjadi desa perbatasan 4 kecamatan di wilayah barat yang sebelah utara Dolokgede adalah desa pelem kecamatan Purwosari, sebelah timur perbatasan desa Bandungrejo Kecamatan Ngasem dan sebelah selatan adalah Kecamatan Ngambon, jadi desa dolokgede adalah desa yang menjadi sentranya desa-desa dari kecamatan sekirnya.


Anak - anak desa dolokgede

Penduduk Desa Dolokgede berjumlah 1.801 jiwa  Dan  526 KK, dari data tersebut tepilah menjadi dua dusun, yakni dusun Kuluhan dan Dusun Dolokgede. Sebagian besar penduduk desa dolokgede mayoritas petani dan peternak, Jumlah ternak domba yang berada di desa dolokgede secara keseluruhan  adalah 689 ekor dan sapi 466 ekor, sedangkan luas lahan pertanian 307 Hektar.

Desa Dolokgede adalah desa yang terletak paling ujung timur dari beberapa desa di wilayah Kecamatan Tambakrejo, yang mana desa tersebut menjadi dampak langsung dari kegiatang tambang minyak gas bumi oleh salah satu perusahaan Negara yang bernama Pertamina, Maka desa  ini termasuk desa Ring Satunya pertamina PEPC yang beroperasi di JTB blok Cepu yang di bojonegoro.

Dari beberapa potensi diatas yang belum pernah di lakukan sama sekali oleh pihak pemerintah maupun perusahaan adalah mengenai  perhatian kepada tunas-tunas bangsa,dalam hal ini anak-anak yang membutuhkan perhatian kusus untuk dilindungi dari ancaman-ancaman apapun.

8, Desember 2016 adalah aksi pertama yang di lakukan oleh LPKP ( lembaga pengkajian kemasyarakatan dan pembangunan ) jawa timur, membuat berkah bagi warga masyarakat desa dolokgede untuk memulai dan juga melindungi anak-anak yang berada di desa dolokgede.

Dari Program desa ramah anak menjadikan pembelajaran bagi warga masyarakat betapa pentingnya untuk melindungi serta memerikan perhatian khusus demi terpenuhi Hak-hak anak. 

Sebuah organisasi telah didirikan oleh Forum anak-anak desa dolokgede yang bergabung dalam FORNANDEG ( forum anak desa dolokgede) diharapkan menjadi sebuah organisasi peduli anak, agar anak – anak desa dolokgede terbebas dari kekerasan-kekerasan fisik maupun pesikis, Disamping itu juga anak-anak dolokgede sangat antusia dan semangat untuk menjalakan organisasi ini agar anak-anak dolokgede terbebas dari pekeja anak, anak-anak terlantar, anak yg putus sekolah, anak menikah di usia dini dan anak-anak terjerum di dalam narkoba.

Sebuah kebanggan tersendi bagi anak-anak desa dolokgede untuk bisa berpartisipasi dalam hal ikut membangun mental diri sendiri dan orang lain. Dari sinilah anak-anak bisa mendapatkan Hak-haknya yang seharusnya di dapatkan sejak dari kandungan Ibu. Hak yg seharusnya di dapatkan oleh anak adalah hak  hak hidup, hak perlindungan dan hak tumbuh kembang serta hak perlindungan dari kekerasan fisik maupun pesikis dan kekerasan lainya yang marak di akhir-akhir ini.

Dalam forum aksi gugus tugas yang telah di bentuk dan di SK Kepala Desa Dolokgede pada tanggal 8 Desember 2016 kemarin, Pemerintah desa membuka selebar lebarnya untuk di adakan pengaduan pengaduan ttg kekerasan yg di lakukan oleh pihak pengasuh anak untuk diselasaikan dengan cara yang ramah agar anak-anak di desa dolokgede bisa dapat tumbuh kembang yang sesuwai dengan UU tentang perlindungan anak.

Aksi yang di laksanakan kemarin adalah aksi yang pertama kali di lakukan oleh gugus tugas desa ramah anak dolokgede untuk mengidentifikasi permasalah – permasalahan tentang anak, untuk di jadikan agenda aksi di tahun tahun berikutnya.

Dari beberapa hasil diskusi Gugus Tugas dan FORNANDEG  hari kamis lalu, forum tersebut telah membuahkan hasil aksi-aksi yang akan di laksanakan serta beberapa persoalan-persoalan yang menimpa pada anak desa dolokgede.

Sabtu, 03 Desember 2016

Kunjungan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan Di Kelompok Lembu Seto Napis Tambakrejo.

Napis 3 Desember 2016 Kelompok peternak yang bergabungan dengan "Lembu Seto Desa Napais Kecamatan Tambakrejo bersama Ustan Mandiri mendapatkan tamu istiwewa, tamu tamu tersebut bertujuana untuk menimba ilmu dan tukar kaweruh antar kelompok peternak
.
Lembu seto yang menjadi aiconnya  tambakrejo dan Bojonegoro telah menjadi tujuan yang ke dua dari study lapang dari Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Kuala bersama SPR Wahana Raya.

Kunjungan SPR Wahana Raya Kalimantan Selatan Di Lembu Seto Napis Tambakrejo


Perbedaan kultur dan budaya yang menjadi lambatnya laju kelompok peternakan yang berada di Kalimantan  selatan, menurut salah satu ketua SPR Wahana Raya mengatakan bahwa kelompok yang ada di kalimantan susah untuk menjadi besar dan berkembang, karena anggota kelompok blm mempunyai kesadaran akan pentinganya berorganisasi.

Masyarakat yang bergabung sebagai anggota kelompokpun sulit untuk di adakan  pertemuan apalagi musyawarah kelompok. Menurut Ketua kelompok ternak Ustan Mandiri Dolokgede bahwa  suatu kelompok jika tidak mempunyai lider atau orang yang berjiwa sosial, maka lembaga maupun kelompok tersebut akan lumpuh dengan sendirinya karena tak ada rodanya.

Sebagai Lider juga harus aman di belakang, yang di maksud aman di belakang ini adalah pengerak harus sudah mapan secara ekonominya untuk menopang hidupnya bersama keluarga, tanpa itu roda sosial takan berputar.

Tidak hanya itu saja, menurut ketua Ustan Mandiri Muhammad Ali  Ketua harus juga mampu memberikan contoh terhadap anggota maupun masyarakat serta lingkungannya, itulah cara untuk membuat sebuah kelompok bisa maju dan berkembang.

Selain itu seorang lider juga harus banyak inovasi dan kretif  dalam mengembangkan kegiatan yang bisa menambah ekonomi anggota kelompok.

Menurut Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan, para peternak yang berada di daerah kalimantan blm mau mengunakan inovasi pakan yang sudah jelas-jelas ada buktinya sesuwai laboratoriun uji pakan, kelompok sana berdalih dengah pakan hijauan sangat melimpah ruah ngapai bikin pakan ribet-ribet.

Efek dari peternak tersebut  berdampak pada diri kita masing-masing yakni tentang menejemen waktu, dan mengakibatkan boros waktu sehingga waktu untuk berkumpuk selalu terbengkelai dengan alasan mencari hijauan pakan.

Ini adalah penyebab tidak majunya sebuah kelompok ternak di daerah kalimantan menurut SPR Wahana Raya Kalimantan selatan.

Dari beberapa problem yang tak kunjung selesai di badan kelompok, maka kelompok tersebut mengadakan study banding bersama Dinas Provinsi dan Dinas Peternakan Kabupaten Barito Kuala beserta SPR Wahana Raya Di SPR Bojonegoro Jawa timur.

Dalam Perjalanan Study Banding ke kelompok ternak Lembu Seto Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro mendampingi hingga selesai di dua tempat selama dua hari yakni di kelompok " Kedung Nggonda Desa Jono Kec. Temayang dan Lembu Seto Desa Napis Kec. Tambakrejo.

Dalam acara tersebut di buat santai dengan sistem tanya jawab seputar kelembagaan dan sejarah serta inovasi kelompok dalam hal peternakan.    ( ali. ustanmandiri.)