Tampilkan postingan dengan label pemberdayaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pemberdayaan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Januari 2018

Belajar Dari Yogyakarta Hingga ke Australia

Kebahagiaan peternak bisa tercapai jika ternak yang di pelihara bertahun tahun dapat pula membalas kesejahteraan peternaknya,  profesi yang di lakukan oleh Muhammad ali 36 tahun warga desa dolokgede kecamatan tambakrejo ini sudah  beternak selama 6 baru 2 tahun merasakan hasilnya sesuwai apa yang telah di cita- citakan.

Ustan Mandiri Dolokgede
Menjadi farmer adalah cita - citanya sejak masuk di Lembaga Swadaya Masyarakat ademos (asosiasi demokrasi untuk kesejahteraan sosial ) pada tahun 2007. 
Melihat peternakan yang berada di desanya, Ali termotivasi dari cara beternak yang pernah dia kunjungi ketika study lapang di desa Bangun Tapan Bantul dan Kec. Turi Sleman Yogyakarta dan yang terahir di Australia tahun lalu.

Dari situlah ali ingin merubah sistem manajemen peternakan terpadu di desa dolokgede, dari tahun 2012 hingga tahun 2017 perubahan sistem peternakan di desa tersebut mengalami perubahan tentang manajemen  70%, peternak kambing domba mengalami peningkatan yang cukup lumayan di banding sebelunya.

Tradisi menanam rumput dan Legum untuk ternak menjadi kebutuhan yang paling prioritas  bagi peternak di desa tersebut.
Ali memberikan percontohan peternakan terpadu sebagai contoh kepada masyarakat sekitardesa dolokgede dengan harapat masyarakat dapat meniru apa yang telah di lakukan olehnya.

Sebagai contoh di hadapan masyarakat tidaklah mudah dan lancar dalam melakukan berbagai kegiatan, masyarakat enggak meniru dan mencoba  sebelum melihat seberapa tingkat keberhasilanya.

Di awal tahun 2015 ustan mandiri mulai naik daun dan dapat membuktikan di hadapan masyarakat bahwa apa yang mereka lakukan selama ini terbukti dan bisa di nikmati olehnya.
Dengan domba 34 ekor dan kambing 10 ekor menjadi bukti nyata atas keberhasilanya sebagai peternak di desa, selain itu ali juga beternak sapi 6 ekor indukan dan sekarang menjadi 14 ekor.

Di ustan mandiri memakai sistem peternakan terpadu yang artinya di mana peternakan tersebut telah mempunyai lahan hijauan pakan sendiri yang sudah terkonsep sejak awal sebelum melakukan kegiatan beternak.

Deangan lahan 1 hektar mampu mencukupi kebutuhan pakan sapi  dengan jumlah 14 ekor yang mana lahan tersebut di tanami rumput setia.  Untuk memenuhi kebutuhan pakan kambing  tepi rumput setia di tanami leguminosa atau tanaman rambanan  sebagai pagar hidup dari tanaman rumput.

Rabu, 09 Agustus 2017

Rantai Yang Telah Putus Pada Petani Dan Peternak

Rabu, 9 agustus 2017
Mengenai dunia peternakan jelas berkaitan dengan budidaya hijauan rumput segar untuk menspot kelancaran aktifitas peternakan.
Akhir-akhir ini peternak sudah mulai kelabakan dengan musim kemarau yang berlangsung, demikian juga dengan lahan merumput merekan  sawah, ladang bahkan hutan semua sudah di rampas oleh para petani yang tak ada sedikitpun toleransi dan berpihak terdap para peternak.


Akibat petani melakukan penyemprotan di mana mana berakibat peternak kelabakan dan kesulitan untuk mendapatkan rumput untuk pakan ternaknya, ini adalah salah satu bentuk yang nyata bahwa petani sudah  tak berpihak sedikitpun terhadap para peternak.
Padalah dalam melakukan kegiatan pertanian juga butuh dari limbah peternakan untuk mengembalikan lahan yang rusak akibat dari  pupuk kimia.

Setrategi kelompok ustan mandiri agar kegiatan peternakanya tetap berjalan lancar mereka membuat lahan hijauan sendiri guna untuk mengatisipasi petani yang tak memfikirkan nasip peternak di sekitar, walaupun petani tersebut juga banyak yang mempelihara kambing, domba dan sapi kegiatan penyemprotan tetap mereka lakukan, mengapa mereka melakukan hal yang merugikan ?

Pendidikan instan yang telah di ajarkan petani sejak zaman orde baru telah mendarah daging ke para petani, gerakan revolusi hijau berdampak negatif  pada seluruh petani di Nusantara ini, di saat saat seperti ini adakah orang yang masih peduli terhadap lingkungan hijau ?

Nasib peternak kecil berdampak sangat besar sekali terhadap kesediaan untuk pakan ternaknya sehingga ternaknya di kandang banyak yang kurus, dari dampak tersebut peternak menjual sapinya demi untuk membeli pakan ternaknya yang lain, tidak hanya materi yang hilang bahkan tenaga dan waktu juga banyak terkuras dan hilang guna mencari rumput pakan sapi terlalu jauh dan berakibat tidak bisa melakukan pekerjaan yang lain.

Program organik dari pemerintah juga blm ada efek yang tampak di beberapa wilayah pertanian, karena apa ? perilaku yang manja para petani menjadikan penyebabnya sehingga pertanian organi tak dapat berjalan sesuwai harapan pemerintah.
Kebijakan pemerintah juga belum berpihak pada lingkungan hijau sehingga produksi obat obat kimia yang membahanyakan pada manusia dan hewan juga berdampak pada lingkungan juga belum ada upaya pengendalianya.

Dalam keadaan yang seperti ini peternak harus mampu mengantisipasi serta berinovasi dalam menjalankan kegiatan beternak, dengan cara tersebutlah peternak dapat mengantisipasi kelangkaan pakan pada ternaknya.  ( ali ustan mandiri.)



Jumat, 23 Juni 2017

Menyelamatkan Peternak Dari Ancaman Kerugian

Petugas Teknis Peternakan Kec. Ngambon Imam Ghozali, telah menjadi andalan bagi para peternak di sekitar Kec. Ngambon dan Tambakrejo, di samping orangnya begitu ramah pada peternak juga mempunyai keahlihan dalam menangani berbagi masalah darurat pada ternak.
Imam Ghozali PTP Kec. Ngambon

Akhir akhir ini banyak sapi betina di sekitar Kec. Ngambon dan Tambakrejo yang mengalami  bunting lalu melahirkan dan mendapatkan masalah di saat habis melahirkan, dengan bahasa peternakan di sebut Prolabsus, penyakit tersebut berawal dari pakan sapi betina bunting yang tidak terjaga nutrinya.

Dari beberapa masalah yang sering di alami oleh para peternak tersebut bisa di atasi oleh Mantri hewan yang satu ini dengan cepat tanggap darurat yang menjadi komitmen beliau untuk selalu memajukan dan mengembangkan peternakan di kawasan hutan.
Oleh karena itu beliau siap siaga selalu bila di butuhkan oleh para peternak untuk mengatasi segala ganguan penyakit pada hewan ternak.

Sudah beberapa sapi indukan yang telah di selamatkan beliau karena mengalami prolab setelah melahirkan di satu sisi beliau juga petugas Iseminasi Buatan IB yang sangat hadal beliau juga mahir dalam mengatasi berbagai problem penyakit pada hewan ternak di wilayahnya.

Pioneer adalah nama yang di berikan ke beliau dari para peternak  sekitar Kec. Ngambon yang notabennya adalah mampu menyelesaikan masalah darurat yang di alami oleh para peternak.

Sebelum para peternak mengetahui kemampuan dari Mantri Imam Ghozali, para peternak selalu merugi bila ternaknya mengalami gangguan-gangguan serius yang harus cepat segera ada tindakan maka peternak yang ada di benaknya hanya satu harus segera di potong paksa atau di jual.

Dalam keadaan seperti di atas pembeli ataupun di sebut " molang menggunakan ajian mumpung ada kesempatan untuk mengambil laba yang banyak, dian membeli hewan ternak sapi dalam keadaan darurat dengan harga yang sangat murah sehingga peternak mengalami kerugian mencapai 80%.

Demikian juga dengan peternak karena tak ada solusi bagi mereka, dari pada rugi sapinya mati sia-sia, maka dengan hati tak takrela sapi tersebut tetap di jual walaupun merugi.
Dengan di ketahui keahlianya Bp. Imam Ghozali tersebut peternak tidak lagi merugi karena bisa di atasi oleh petugas yang sangat berpengalaman dalam menangani gangguan pada sapi para peternak.




Selasa, 14 Februari 2017

3 unid Pemasangan Instalansi Biogas Di bantukan Peternak Desa Kalisumber Tambakrejo

Peternakan haruslah mulai berinovasi dalam menjalakan kegiatan kelompok di masing -masing desa, itulah harapan pemerintah. Bantuan demi bantuan sudah di gelontorkan terhadap kelompok-kelompok ternak yang di anggap aktif dalam melakukan kegiatan bersama sama anggota untuk mewujudkan peternakan mandiri dan sejahtera.


LPKP jawa timur
Program pemberdayaan masyarakat yang di lakukan LPKP ( lembaga pengkajian kemasyarakatan dan pembangunan) di daerah Tiung Biru Pertamina Ep Cepu desa Kalisumber Kec. Tambakrejo.

Bantuan instalansi Biogas dari Pertamina Ep Cepu yang ke tiga kalinya ditempatkan di Dukuh Kalipang Desa Kalisumber ini di harapkan bisa memberi contoh di sekitarnya untuk melakukan dan memanfaatkan kotoran ternak sapi untuk di gunakan sebagai bahan bakar pengganti elpiji.

Bantuan tersebut di serahkan kepada warga yang mempunyai lahan cukup dan mempunyai ternak sapi minimal 3 ekor dalam satu kandang, Intan humas Pertamina Ep Cepu menyerahkan secara simbolis dalam acara pertemuan stikholder yang di lakukan oleh LPKP di Dukuh kalipang desa kalisumber.

Dalam acara tersebut di hadiri oleh Babin Katibmas dan Babinsa Kecamatan Tambakrejo, Menurut Arif Hidayat Koordinator program peternakan di desa kalisumber mengatakan bahwa pembangunan instalansi biogas yang ada di desa kalisumber sudah 3 unid yakni di dukuh brinong,kalikrikil dan kalipang.

Ketiga dukuh tersebut di harapkan menjadi contoh kepada masyarakat yang lain bahwa kotoran sapi yang kian menumpuk di beberapa tempat belakang rumah bahkan di samping dan depan rumah bisa di manfaatkan sebagai penggati elpiji untuk memasak.


Rabu, 01 Februari 2017

Menyelamatkan Lapisan Ozon dari Gas Metan Feses Ternak

Di sebuah peternakan kita tak luput dari pemandangan dan bau yang  menyengat dan tak dapat terhidar dari hirupan hidung kita,  Kotoran ternak menjadikan berkah dan bencana bagi lingkungan kita  apabila di manfaatkan dan di kelola dengan baik dan benar .
Tanah kita,  sawah kita,  ladang kita, butuh yang namanya Hara tanah, unsur hara tersebut di dapatkan dari kotoran ternak yang di jadikan pupuk kompos maupun pupuk kandang sebagai penolong untuk menyelamatkan dunia dari bahanya pupuk kimia.


Ustan Mandiri Dolokgede

Kadang petani tak mau tahu bahayanya akan pupuk kimia, petani hanya mengiginkan pola tanam cepat, ringan tetapi tak menghiraukan akibat dari apa yang mereka buat terhadap tanah.

Tanah butuh makan sama halnya dengan kita juga butuh sehat dan makanan bergizi jika itu tidak terpenuhi maka apa yang akan terjadi manusia akan lemah dan mudah terserang penyakit, begitu pula dengan tanah yang sekian lama kita peras dan kita doping akhirnya tanah tersebut menjadi oferdosis karena kelebihan kimia.

Ustan Mandiri memberikah contoh perilaku untuk menyanyagi lingkungan kepada masyarakat sekitar bahwa pemanfaatan kotoran sapi menjadi berkah bagi petani yang benar-benar mampu memanfaatkanya.
Sekian lama petani di manjakan oleh perusahaan perusahaan yang menjadi petani sebagai obyek setrategis bisnis akhirnya menjadi ke enakan dan menjadi pecandu perilaku bagi petani.

Untuk mengebalikan percaya diri terhadap petani butuh waktu dan proses yang lama utk di saksikan dan dirasakan kita semua.  Kelompok Ustan Mandiri akan menerapkan pertanian terpada lewat anggota-anggotanya sedikit demi sedikit utk melakukan kegiatan tersebut.

Memanfatkan kotoran sapi maupun kambing yang liar di mana-mana sama halnya menyelamatkan lapisan ozon yang di keluarkan gas metan dari kotoran tersebut, maka dari itu kita sama saja menyelamatkan bumi kita.






Senin, 30 Januari 2017

Kunjungan Masril Koto dan Baharudin Di Kelompok Ternak Ustan Mandiri

Pemberdayaan seakan - akan telah menjadi bagian dari hidupnya seseorang yg memang sdh berjiwa pemberdaya masyarakat, sama halnya yang di lakukan oleh pengiat pemberdayaan masyarakat yang sudah terkenal di indonesia, bahkan beliau juga pendiri Bank Tani yakni Masril Koto asal Padang sumatera.
Beliau adalah tokoh pemberdaya yang sudah keliling Indonesia, kali ini beliau tak sendirian di temani seorang kawan yang seperjuangan  beliau ini juga sangat terkenal di Indonesia  beliau adalah pendiri sekolah alternatif Qaryah Thayyibah Salatiga Jawa tengah, dan Beliau juga ahli pemberdayaan komunitas.

Kunjungan Masril koto dan Baharudin di Ustan Mnadiri Dolokgede
Kunjungan di Ustan Mandiri ini dalam rangka Sinau Bareng bersama Ademos dengan tujuan melihat potensi desa yang akan di jadikan obyek sasaran program pemberdayaan masyarakat Bojonegoro.
Peternakan di dolokgede saat ini menjadi unggulan desa setelah Industri Kreatif Batik, dan Industri Olahan pisang.

Dalam kunjungan tersebut menemukan beberapa potensi di dalam peternakan yang semala ini belum tergarap dan termanfaatkan dengan baik. Ademos sebagai lembaga satu-satunya di dolokgede bojonegoro khususnya memediasi berbagai pihak peternakan,pertanian dan juga industri Kreatif yang sudah tumbuh dan berkembang di desa dolokgede untuk melakukan plening strategi bersama dalam membangun masyarakat.

Dari sinau bareng ini muncul semangat baru dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat, menurut beliau Masril Koto sebuah kegiatan pemberdayaan tak boleh mengharapkan hasil yang begitu cepat dari apa yang kita lakukan.

Pemberdayaan membutuhkan waktu yang begitu panjang dan juga pemberdayaan tdk harus berkopetisi, menurut beliau jika pemberdayaan bersifat kompetisi akan mengakibatkan kekecewaan terhadap diri masyarakat, masyarakat harus semua terlibat tidak hanya satu atau dua orang saja tetapi semua mempunyai hak untuk mengeluarkan pendapat, potensi, ketrampilan yang di miliki oleh semua masyarakat dll. 28 januari 2017 ( ali )